Duapuluh

1K 97 0
                                    


BELLA memasuki kafe dengan gusar saat ini. Begitu Bella tahu dirinya di skors, Bella langsung mengambil tasnya dengan cepat ke kelasnya. Beruntung saat itu sudah jam istirahat, dirinya tidak perlu lagi menjelaskan kepada guru yang masuk mengapa dia mengambil tasnya.

Ethan yang tadi melihatnya mengambil tas, bertanya mengapa dirinya akan pulang. Bella hanya menjawab singkat, hanya memberitahu kalau dirinya di skors selama seminggu. Tidak berniat menjelaskan alasannya, walaupun dirinya dihujani berbagai pertanyaan dan ucapan khawatir Ethan terhadap dirinya.

Bella juga menolak tegas tawaran Ethan untuk mengantarkan dirinya sampai rumah. Akhirnya Ethan pun mengalah ketika mengetahui Bella akan bekerja ke kafe, walaupun Ethan juga memerintahkan Bella untuk tidak makan siang tanpa dirinya.

"Gue ke kafe pulang sekolah nanti. Jangan makan dulu, kita makan bareng. Ceritain ke gue apa yang buat lo di skors nanti".

Bella menghela nafas mengingat ucapan Ethan tadi. Bella pun berjalan dengan cepat ke arah dapur kafe, membuat salah satu rekan kerjanya, Miranda, terkejut melihat kedatangan Bella di saat masih jam sekolah.

"Lha, kenapa jam segini udah datang, Bel? Lo bukannya masih sekolah?"

Bella yang merasa namanya dipanggil, memberhentikan langkahnya, menatap Miranda yang memandangnya dengan bingung. "Gue permisi, Kak."

Mendengar jawaban Bella, Miranda semakin mengerutkan keningnya. Permisi? Sakit? Tapi Bella tampak baik-baik saja. "Lo sakit?"

Bella menggelengkan kepalanya, membuat Miranda semakin bertanya-tanya. "Males doang, Kak. Mending gue izin mau kerja. Gue ke belakang dulu ya, Kak, mau ganti seragam."

Miranda yang tadinya ingin bertanya lebih lanjut, mengurungkan niatnya ketika menyaksikan Bella yang sudah melangkah begitu saja ke dapur karyawan. Miranda menaikkan bahunya, mungkin Bella sedang tidak ingin di ganggu.

Bella berjalan dengan malas memasuki dapur karyawan. Lalu gadis itu mengganti seragam sekolahnya dengan seragam karyawan di kamar mandi. Setelahnya, Bella mengambil peralatan-peralatan kebersihan seperti biasa untuk membersihkan ruangan kafe.

Disaat Bella sedang mengangkat ember yang cukup berat karena terisi penuh oleh air dari kamar mandi, sebuah kaki jenjang tampak berdiri di depan Bella, membuat Bella harus berhenti mendadak. Bella mendongakkan kepalanya, menatap siapa yang berdiri di depannya dengan kelas. Tampak disana Arhoz yang memandangnya dengan bingung.

"Lho? Kok lo udah disini? Bolos lo ya?"

Bella memutar bola matanya melihat Arhoz yang kini menatapnya menyelidik. Dengan malas, Bella mengangkat salah satu kakinya lalu menendang betis kanan Arhoz, membuat lelaki itu mengerang pelan sambil mengusap-usap betisnya yang berdenyut.

"Minggir lo. Gak liat gue bawa ember?"

Bella pun kembali berjalan dengan santai sambil membawa embernya, menghiraukan Arhoz yang menggerutu padanya. Melihat itu, Arhoz semakin sebal.

"Eh cewek! Lo bolos? Gue laporin ke kakak lo baru tau rasa!"

Bella memberhentikan jalannya ketika mendengar ancaman dari bosnya itu. Dengan cepat, Bella membalikkan tubuhnya dan menatap Arhoz datar.

"Iya, gue bolos. Kenapa? Laporin aja, gue gak takut".

Dan setelahnya, Bella kembali berjalan, menghiraukan Arhoz yang memanggil-manggil namanya. Arhoz pun hanya mendengus sambil mengusap betisnya yang masih sedikit berdenyut karena tendangan Bella tadi.

"Dasar manusia minim ekspresi".


==================

UnbreakableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang