Do Not Talk About It!
SUDAH seminggu setelah peristiwa datangnya Ethan ke sekolah barunya dan mengenal teman-teman baru. Dan berdampak juga dengan Bella, sudah seminggu pula dirinya selalu diganggu dan diikuti oleh Ethan.
Ethan merasa tertarik dengan Bella. Sikap acuh dan dingin Bella membuatnya penasaran dengan gadis itu. Sudah seminggu ini Ethan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan perhatian Bella. Ethan selalu menyapa gadis itu setiap hari dengan ceria, tapi hasilnya?
Di lirik saja tidak.
Ethan juga selalu mengikuti kemana pergerakan Bella. Ke kantin, ke perpustakaan, atau bahkan ke toilet yang membuat Bella menghardiknya tiga hari lalu. Namun Ethan tidak juga menyerah. Yang ada, dirinya semakin penasaran tentang Bella.
Seumur hidup Ethan, baru kali ini dirinya bisa sepenasaran ini dengan seseorang.
Ethan akan mencoba berbagai cara untuk bisa mengenal Bella. Dia bertekat harus tau banyak tentang gadis itu. Baru kali ini Ethan menjumpai seorang gadis yang tidak peduli, dan bahkan tidak tertarik dengan orang lain.
Ethan yang baru saja datang dari kantin langsung memasuki ke kelas dan berjalan menuju bangku yang diduduki Bella. Sebuah susu kotak berada di genggamannya. Ethan pikir, perempuan pasti menyukai susu rasa stoberi.
"Bella, lo minum ini ya..."
Ethan meletakkan susu kotak itu di atas meja Bella sambil tersenyum cerah. Bella yang tadinya sedang sibuk menulis menjadi berhenti. Bella mendongakkan kepalanya, menatap tak minatEthan yang sekarang semakin melebarkan senyumnya.
"Gak."
"Yah.. kenapa? Lo gak suka susu stoberi ya?"
"..."
"Bukannya cewek suka susu stoberi ya? Kan enak!"
"...."
"Atau lo aja yang gak suka sama gue, makanya lo gak mau minum?"
"Nah itu lo tau, pinter."
Ethan mendengus pelan lalu tertawa renyah. Bella benar-benar unik di matanya.
"Gue udah duga lo pasti jawab yang pertanyaan gue kayak gitu. Apa yang harus gue lakuin supaya lo bisa mau berteman sama gue?"
"Menyingkir dari hadapan gue dan jangan pernah ajak gue ngobrol."
Ethan sudah menduga jawaban dari Bella pasti akan seperti itu. Bella memang tampak sangat tidak menyukai dirinya. Ethan mendengus, lalu tersenyum tipis dan menatap Bella yang sudah kembali menulis-nulis sesuatu dibukunya. Ethan belum menyerah.
"Apa salahnya sih ngobrol, Bel? Toh juga ngomong gak bayar kan? Ngomong kok irit banget,"
"...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbreakable
Teen Fiction[ON REVISION] WARNING, TOO MUCH HARSH WORDS. Everyone deserve better. But not for her. Dia terlalu keras, dia tak tertebak. Dia sulit ditaklukan. Tak terhancurkan. Semenjak ditinggal pergi sang Ibu, hidup Bella berubah drastis. Tidak ada lagi kasih...