Hujan tampak turun dari luar kaca jendela yang sedang dipandangi oleh Ethan ini. Langit tampak gelap di tutupi oleh awan tebal kehitaman. Mendung. Sama seperti suasana hati Ethan yang benar-benar buruk dari semalam. Dan sialnya, pelaku perusak moodnya itu tidak peduli, atau bahkan tidak sadar.
Sepanjang hari ini, Ethan berusaha sekuat tenaga untuk menahan dirinya tidak menggoda Bella seperti biasa. Jika Bella menanyakan sesuatu kepadanya, Ethan berusaha keras untuk menjawab pertanyaan gadis itu dengan cuek –walaupun pura-pura-.
Jika gadis itu memerlukan bantuannya, Ethan akan memasang ekspresi ogah-ogahannya. Tapi walaupun sudah di perlakukan seperti itu, Bella tetap saja menganggap hal itu biasa saja.
Membuat Ethan kelimpungan sendiri, kebakaran jenggot karena ketidakpedulian Bella.
Saat ini, Bella dan Ethan tampak sedang duduk berdua di meja mereka. Ethan sibuk terdiam melamun, tenggelam dengan pikirannya sendiri. Sedangkan Bella sedang sibuk mencoret-coret bukunya, menulis acak kata-kata yang terlintas di otaknya.
Kelas juga tampak sepi, banyak murid yang memilih pergi ke kantin atau keluar kelas karena semua kelas sudah dalam keadaan freeless untuk seminggu ke depan, tinggal menunggu pembagian rapor.
Hanya ada beberapa siswa yang tidur atau sedang membaca buku di kelas selain Ethan dan Bella yang sibuk dengan aktivitas masing-masing.
Ethan sebenarnya suntuk, sangat tidak tahan dengan keadaan hening dan dingin seperti ini. Tapi yang di diami oleh dirinya malah tidak peka; atau mungkin tidak peduli?
Dengan gusar dan grasak-grusuk, Ethan pun memindahkan tas yang tadinya berada di kursinya ke atas meja. Kemudian, lelaki itu menelungkupkan kepalanya ke atas tas itu, membuat pergerakan yang cukup mengejutkan Bella yang sibuk menulis-nulis itu. Membuat Bella menatap Ethan sejenak sambil menghela napas pelan.
Bella menatap lamat-lamat ke arah Ethan, memandangi rambut hitam di kepala lelaki itu dengan tatapan datar. Tetapi isi kepala gadis itu berbeda dengan ekspresinya yang terkesan tak perduli itu.
Bella yang sedari tadi sibuk mencoreti bukunya itu sebenarnya sibuk dengan pikirannya, menerka-nerka mengapa Ethan beda dari semalam. Bella bingung, mengapa dirinya di diamkan oleh Ethan tiba-tiba semenjak kepulangan gadis itu dari rumah Ethan?
Sejak semalam, Ethan tidak terlalu banyak berbicara sepertinya. Berbicara seperlunya saja, atau bahkan tidak peduli. Ethan juga menghindari kontak mata dengan dirinya. Ekspresi lelaki itu juga datar dan dingin tidak seperti biasanya. Membuat Bella bingung sendiri, kesalahan apa yang diperbuatnya sehingga Ethan menjadi dingin kepadanya?
Sedari tadi Bella juga berusaha mengajak bicara lelaki itu. Mencoba meminta pertolongan Ethan, seperti mengambilkan pulpen miliknya kepada Ethan yang sebenarnya bisa Bella ambil walau tanpa bantuan lelaki itu. Bella juga menawarkan permen kepada Ethan. Tetapi tetap saja, Ethan hanya menanggapi dirinya dengan acuh tak acuh.
Membuat Bella kesal sendiri.
Bella pun menghela napasnya berat, pusing sendiri dengan tingkah Ethan sehari ini. Ini tidak bisa dibiarkan, Bella tidak tahan dengan situasi seperti ini. Walaupun dirinya memang terbiasa tak peduli dengan siapapun, tapi rasanya aneh jika dirinya tidak peduli dengan Ethan untuk kali ini.
Bella merasa aneh jika Ethan tidak mengganggui dirinya.
Ah, ini bukan perasaan suka. Bella tidak menyukai Ethan, mungkin. Tidak, ini cuma perasaan kehilangan karena tidak diganggu oleh seseorang yang sudah beberapa saat ini mengisi hari-hari selama ini. Ini hanya sekedar perasaan aneh seperti ini saja, kan?
![](https://img.wattpad.com/cover/127332630-288-k419528.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbreakable
Teen Fiction[ON REVISION] WARNING, TOO MUCH HARSH WORDS. Everyone deserve better. But not for her. Dia terlalu keras, dia tak tertebak. Dia sulit ditaklukan. Tak terhancurkan. Semenjak ditinggal pergi sang Ibu, hidup Bella berubah drastis. Tidak ada lagi kasih...