Tujuh

1.4K 126 1
                                    

BELLA melangkahkan kakinya dengan gusar keluar dari gerbang sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BELLA melangkahkan kakinya dengan gusar keluar dari gerbang sekolah. Kepalanya masih terasa nyeri akibat jambakan gila Victoria tadi pagi. Dan juga bahunya yang semakin nyeri. Badan Bella sepertinya akan remuk.

Bella berjalan dengan cepat ke arah kafe tempatnya bekerja biasanya. Cuaca hari ini juga sangat panas, seakan sengaja memperparah penderitaan Bella saat ini. Sepanjang perjalanan, Bella mengumpat dan bersumpah serapah pada apapun yang telah membuat harinya buruk.

Ayahnya yang brengsek, Victoria si gadis sampah ataupun Ethan si pahlawan kesiangan. Sial sekali dirinya hari ini.

Sesampainya di kafe, Bella langsung memakai seragam pegawai kafe seperti biasa. Bella juga mengambil alat kebersihan seperti biasanya.

Saat Bella mengangkat ember berisi air, bahunya terasa semakin berdenyut. Refleks Bella menjatuhkan ember berisi air itu ke lantai lalu merintih pelan. Arhoz yang tadinya lewat untuk mengecek dapur langsung sigap menolong Bella yang kesakitan.

"Lha Bel? Lo kenapa?", tanya Arhoz dengan nada khawatir sambil memegangi bahu Bella.

Bella yang merasakan tangan besar milik Arhoz memegang dan sedikit meremas bahunya langsung menjerit kesakitan. Tangan milik Bella langsung bergerak cepat, menepuk-nepuk pegangan Arhoz di bahunya sambil mendumal kesakitan.

"A-aahh, sakit bego!"

Mendengar rintihan gadis itu, Arhoz melepas pegangannya dari bahu kecil itu. Bella meringis pelan, bahunya semakin berdenyut keras. Sepertinya semakin memar dan mulai membengkak.

"Aduh Bell, maafin gue dah. Gue gak tau kalo bahu lo yang sakit, aduh aduh..."

Arhoz menatap Bella dengan khawatir, rasa sakit tergambar telak di wajah gadis itu. Bella menatap Arhoz dengan tautan alis tak senang sambil masih meringis.

"Bego lo, minggir sana!"

Arhoz langsung menepikan tubuhnya dari hadapan Bella. Gadis itu masih saja meringis, namun dia kembali mengangkat ember berisi air tadi dengan susah payah. Kemudian dia bergerak dengan cepat keluar dari kamar mandi, meninggalkan Arhoz yang menatapnya dengan cemas dengan kondisinya.

Bella keluar dari dapur dan dengan sigap memulai pekerjaannya. Hari ini, kafe tampak sangat ramai oleh pelanggan yang berart pekerjaan Bella pun bertambah dua kali lipat. Gadis itu menghela nafas pelan, hari ini memang luar biasa berat.

Disaat Bella hampir menyelesaikan bagian yang harus dipelnya, seseorang dari depan menabrak bahunya dengan kuat. Bella terhuyung dan terjatuh ke belakang.

Gadis itu meringis kesakitan karena bahu dan pinggangnya semakin sakit, seperti akan remuk. Belum lagi rasa panas di bagian kiri seragam pegawai Bella yang terasa dingin dan basah. Bella memejamkan matanya, bahkan bernafas saja dia susah karena rasa sakit.

"Anjir, greentea gue! Fuck, gue udah capek-capek ngantri malah tumpah lagi! Woi, tanggung jawab lo, kerja kok gak liat-liat! Ganti minuman gue!"

UnbreakableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang