"CK, ah. Lo makan kok berisik banget sih?!"
"Lah, dimana-mana makan keripik itu memang bersuara, Bel!"
Bella memutar bola matanya mendengar ujaran Ethan yang membela diri. Saat ini Ethan dan dirinya sedang berada di rooftop sekolah sambil memakan snack makan siang. Bella memakan roti krim cokelat dari kantin sekolah, sedangkan Ethan memakan keripik singkong. Dan suara renyahan keripik dari bibir Ethan benar-benar mengganggu Bella, membuat Bella tidak bisa fokus dengan makanannya sendiri.
"Kalo lo terganggu, gue buang aja deh keripiknya.."
"Jangan bego! Sayang!"
"Eh, iya sayang?"
Bella menggeram kuat mendengar jawaban Ethan yang ternyata mengerjainya. Ethan yang melihat raut wajah Bella langsung berubah dengan cepat, tertawa terbahak-bahak.
"Sialan! Genit banget lo!!"
Ethan semakin terbahak karena umpatan dan sumpah serapah yang Bella tujukan kepadanya. Bella yang melihat tawa puas Ethan, menggeplak bahu Ethan dengan kuat, membuat tawa Ethan langsung terhenti dan berali menjadi ringisan.
"Mati aja lo!"
Bella berteriak kencang dihadapan Ethan, membuat Ethan kembali terkekeh samil mengusap bahunya yang terasa berdenyut itu. Bella pun berdiri dari duduknya, lalu mulai bergerak menjauhi Ethan. Membuat lelaki itu dengan buru-buru bergerak, mengikuti pergerakan Bella.
"Lo mau kemana, Bel?"
"Ke kelas."
Ethan ber-oh ria mendengar sahutan Bella yang terdengar acuh tak acuh. Namun tiba-tiba, Ethan memberhentikan langkahnya, membuat Bella yang tadinya juga berjalan disampingnya, ikut berhenti berjalan. Menatap Ethan dengan tatapan bertanya.
"Tumben lo gak bilang 'bukan urusan lo', Bel? Wah, wah peningkatan! Jadi kita temanan dong sekarang?"
Bella yang mendengar pertanyaan polos dari Ethan, terkekeh pelan. Membuat Ethan menengang di tempatnya, melihat senyuman Bella yang sangat langkah. Ethan sampai mengucek-ucek matanya, takut salah melihat. Namun yang dilihatnya tetaplah Bella yang masih terkekeh dengan manis.
"Bego lo ya? Udah ah, gue mau ke kelas. Bentar lagi bel."
Bella menggerakkan dagunya, mengajak Ethan yang masih diam untuk melangka lagi. Lalu, Bella berjalan deluan, meninggalkan Ethan yang masih diam di posisinya. Sebuah senyum tipis perlahan tampak di bibir Ethan. Lelaki itu juga mengarahkan tangannya ke dadanya. Merasakan debaran jantungnya yang begitu kencang saat ini.
"Ah, sial.."
=============
Ethan berjalan berdampingan dengan Bella di koridor menuju kelas dengan santai. Saat mereka hampir memasuki kelas, Bella melihat pintu kelas ditutup, membuat Bella curiga. Namun, Bella tetap mengarahkan tangannya ke kenop pintu, akan membuka pintu itu. Dan tiba-tiba, pandangan Bella menangkap sebuah ember biru yang berada diatas pintu, membuat tangannya bergerak dengan refleks mendorong kencang Ethan yang berada disampingnya menjauh.
BYUR!
Guyuran air membasahi sekujur tubuh Bella. Rambutnya benar-benar basah, seragamnya juga kuyup benar. Bella benar-benar tampak kacau. Tangan Bella beralih kearah wajahnya, menghapus air yang masih membasahi permukaan wajahnya. Setelahnya, Bella menegakkan pandangannya, lalu menjelajahi seluruh isi kelas. Ethan yang berada tak jauh di samping Bella tampak membeku, terlalu kaget dengan apa yang baru saja terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbreakable
Teen Fiction[ON REVISION] WARNING, TOO MUCH HARSH WORDS. Everyone deserve better. But not for her. Dia terlalu keras, dia tak tertebak. Dia sulit ditaklukan. Tak terhancurkan. Semenjak ditinggal pergi sang Ibu, hidup Bella berubah drastis. Tidak ada lagi kasih...