Duapuluh Sembilan

883 85 3
                                    

"ENAK?"

Bella mendongakkan pandangannya kepada Ethan yang bersuara. Ethan memandang Bella lamat-lamat sambil berpangku tangan. Memperhatikan lahapnya Bella memakan bakso yang dipesannya tanpa peduli dengan image-nya di depan Ethan. Ethan suka Bella yang asli seperti itu.

Ah, tidak. Ethan suka Bella yang bagaimana pun juga."

Bella pun kembali fokus pada mangkuknya seraya mengangguk acuh, "Iya."

Melihat respon Bella yang setengah tidak peduli itu, Ethan tidak bisa menahan dengusan gelinya. Ethan pun tidak berucap apapun lagi, lelaki itu pun hanya memperhatikan Bella yang belum selesai makan itu.

Tiba-tiba sebuah ingatan pun melintas di kepala Ethan, lelaki itu pun memandang Bella antusias, "Lo liburan kemana, Bel?"

Bella yang sudah menyuapkan suapan terakhir ke mulutnya pun menyilangkan sendok yang berada di mangkuk dan menatap datar Ethan, "Di rumah."

Ethan pun langsung tersenyum semangat, "Jadi lo gak kemana-mana kan? Di rumah aja kan?"

Bella pun menatap bosan Ethan sambil mengangguk malas, "Hmm."

Lelaki yang berada di depan Bella itu pun semakin bersemangat, "Kalau gitu gue bisa ngajak lo jalan dong? Lo punya waktu kosong kan pas liburan nanti?"

Bella pun menatap jengah Ethan yang heboh sendiri itu, "Iya, Ethan, iya."

Senyum senang pun langsung terpatri di wajah Ethan, menambah nilai ketampanan pada lelaki itu. Dan membuat Bella bergetar karena pesona lelaki itu, sedikit. 

"Menurut lo kita bagusnya kemana? Ada tempat yang mau lo kunjungin gitu?"

Bella menggumam pelan, berpikir untuk menentukan tempat yang ingin dia kunjungi. Ethan hanya diam, memperhatikan Bella. Tiba-tiba sebuah ucapan keluar dari bibir Bella, dan Ethan tidak menyangka gadis itu akan memilih tempat itu. Benar-benar tidak tertebak.

"Game center. Gue pengen ke game center."

Ekspresi kaget bercampur bingung pun terlukis gamblang di wajah Ethan, membuat Bella menatap lelaki itu bingung. Mengapa wajah Ethan berubah menjadi aneh?

Ethan yang sadar pun  berusaha merubah ekspresinya kembali normal, lelaki itu menggaruk tengkuknya kikuk, "A-ah, lo mau ke game center? Lo yakin?"

Sebuah anggukan polos pun lolos dari kepala Bella, gadis itu menatap datar Ethan yang masih kebingungan, "Iya, gue mau ke game center. Ada yang salah?"

Kekehan kikuk untuk menutupi kebingungan akhirnya keluar dari mulut lelaki itu. Game center dengan Bella adalah perpaduan yang tidak pernah terpikirkan sekali pun oleh Ethan. Namun akhirnya, Ethan pun mengangguk aneh dengan ekspresi yang aneh juga.

"O-oh, kalau gitu ke game center juga boleh. Gue juga udah lama gak ke game center."

Bella pun menatap Ethan biasa sambil mengangguk sekilas, "Oke."

Ethan pun mengangguk sekali lagi kemudian beranjak dari kursinya, "Udah siap, kan? Lo tunggu di depan aja, gue bayar dulu."

Ethan pun langsung bergerak gesit meninggalkan meja mereka ketika Bella ingin memprotes ucapa lelaki itu. Dirinya sudah terlalu sering di traktir oleh Ethan. Namun Bella hanya bisa mengenduskan napasnya tidak bisa berbuat apapun.

Bella pun beranjak dari meja, dan berjalan keluar dari warung bakso di pinggiran ini. Disaat dirinya melewati gerobak sang penjual, lelaki berumur 40-an itu tersenyum ramah kepada Bella, "Makasih ya, Neng. Sering-sering mampir dah!"

UnbreakableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang