Tigapuluh

765 73 0
                                    

O/N : maaf kalau saya lama update, ceritanya sempat hilang dr work saya beberapa hari. maaf sekali ya. oiya, selamat bab 30:)

-

Ethan menghirup udara yang berada di sekitarnya dengan berat. Matanya pun memandang sekeliling taman rumah sakit ini. Kemudian dia melirik ke arah Bella yang sedari tadi hanya diam menatap ke segala arah, sambil mengusap pelan punggung milik lelaki itu.

Ah, rasanya Ethan ingin lenyap saja untuk saat ini.

Ethan meringis pelan mengingat dirinya beberapa belas menit yang lalu. Ingin sekali rasanya Ethan memukul kuat-kuat otak bodohnya ini. Dirinya benar-benar memalukan karena menangis di depan perempuan.

Ethan pun memalingkan wajahnya dengan gugup ke arah Bella. Bella pun menatap dirinya balik dengan tatapan bertanya. Uh, Ethan benar-benar tidak tau harus bersikap bagaimana di depan Bella saat ini. 

Bella pun menaikkan salah satu alisnya karena ekspresi Ethan yang aneh menurutnya, "Lo malu?"

Glek.

Ethan pun menelan salivanya dengan susah payah karena tembakan Bella yang tepat sasaran. Astaga, apa sejelas itu wajah Ethan menggambarkan kalau dirinya malu?

Ethan menundukkan kepalanya seraya mengangguk kaku. "Astaga, gue gak tau mau bilang apa lagi...", gumam Ethan yang masih terdengar ke telinga Bella.

Bella membuang napasnya pendek dan menatap lembut Ethan yang masih menunduk, "Lo gak perlu malu sama gue."

Ethan mendongakkan kepalanya, Bella lanjut bicara, "Gue bakal ada di samping lo mulai saat ini. Sama kayak lo yang selalu lengket sama gue, gue mau balas semua kebaikan lo, Ethan.."

Jantung Bella berdebar kencang setelah tanpa sadar mengucapkan kalimat yang tak pernah di pikirkan oleh dirinya kian itu. Bella pun menatap canggung tatapan tak terbaca milik lelaki yang berada di sampingnya itu. Tapi tak lama, sebuah senyum yang tak dikenal Bella terbit di wajah Ethan.

"Makasih, Bel.."

Bella kemudian mengangguk kecil dan memalingkan wajahnya ke depan, tidak ingin menatap ekspresi Ethan yang tidak di mengerti oleh dirinya itu.

Sebenarnya, mulut Bella gatal sedari tadi ingin menanyakan apa sebenarnya yang terjadi kepada Ibunya Ethan. Namun Bella menahan dirinya sekuat tenaga agar tidak bertanya. Dia takut Ethan merasa dirinya terlalu ikut campur dengan urusan keluarganya. 

Dan dia juga.... tidak ingin Ethan terluka mengingat kondisi Ibunya.

Ethan menatap Bella yang sudah memalingkan wajahnya ke arah lain itu dengan perasaan campur aduk. Banyak pemikiran terlintas di otaknya saat ini yang bertanya-tanya apa isi kepala kecil milik Bella itu. 

Namun yang bisa Ethan lakukan saat ini hanyalah menerbitkan senyuman miris di bibirnya. Pukulan telak dari salah satu pemikirannya membuat dirinya tersadar. Rasa sesak pun tanpa sadar memenuhi rongga dadanya. Astaga, perasaan apa ini? Mengapa rasanya sangat menyakitkan bagi Ethan?

Ethan pun menarik napas banyak berulang kali seraya menepuk-nepuk pelan dadanya untuk menghilangkan perasaan aneh ini dari dirinya. Membuat Bella yang tadinya asik menatap bungat tulip di ujung taman mengalihkan pandangan bingung kepada dirinya.

Bella pun memegang lengan Ethan, memberhentikan pergerakan Ethan yang memukul dadanya, "Ethan, lo kenapa mukul-mukul gini?"

Tanpa sadar, Ethan menarik cepat tangannya yang di sentuh Bella, membuat Bella menatapnya bingung sekaligus kikuk. Dan lagi-lagi, Ethan pun kembali menyumpah serapahi dirinya sendiri di dalam hati. Mengapa dirinya bertindak seperti itu, sih?

UnbreakableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang