~Flashback~
New Zealand, 2012
"Get out from here, bitch!"
Lima orang gadis menyiksa seorang gadis bertubuh kurus di gudang sekolah. Gadis kurus itu dijambak, dipukul, diinjak bahkan diludahi. Kasar.
Gadis lemah itu hanya bisa diam dan menangis, ia tak bisa melawan. Ia tahu kekuatannya disini tak sebanding dengan lima gadis penguasa sekolah itu. Salah ataupun tidak, ia akan tetap diperlakukan begini disini. Iri memang sifat bawaan manusia, tapi haruskah sampai sejauh ini?
Roseanne sudah tak bisa lagi merasakan sakit di tubuhnya. Hatinya kini jauh lebih sakit. Bagaimana mereka bisa berbuat seperti ini padanya?
Siksaan fisik itu berhenti. Tasnya dilempar tepat di mengenai wajahnya. Kelima gadis itu sudah pegi menjauh. Jujur, ia ingin mati saja saat ini. Tak bisakah mereka langsung membunuhnya saja? Kenapa menyiksanya seperti ini?
Bahunya bergetar, bajunya sobek, tubuhnya memar, ia menangis seakan air matanya tak habis- habis. Ia memeluk lututnya dan bersandar di tembok ruang pengap itu, menangisi hidupnya yang perih ini. Ia tak apa jika harus menerima siksaan ini, tapi kenapa keluarganya harus ikut terkena dampak? Kakaknya dipecat dari pekerjaannya, adiknya dikeluarkan dari sekolah tanpa alasan pasti, perusahaan ayahnya terancam bangkrut dan ibunya hampir melacurkan diri karena kondisi keluarga mereka itu.
Roseanne mengacak rambutnya frustasi. Mengapa mereka begitu kejam? Apakah sebegitu pentingnya lelaki itu hingga membuat mereka harus menyiksa Roseanne seperti ini?
Roseanne melangkahkan kakinya keluar dari gerbang sekolah. Ia tak memperdulikan tatapan orang- orang yang menatapnya aneh.
Ketika sampai di rumah, sebuah tamparan keras menghadiahi pipinya yang sudah luka.
"Sudah puas? Berkat kau dan lelaki itu, keluarga kita menjadi seperti ini!" Ibunya menampar dan menjambak keras Roseanne. Rose tersungkur ketika ibunya mendorongnya.
Matanya mendapati adik laki- lakinya sudah terbujur kaku.
"Jack!"Rose menangis sejadi- jadinya sembari memeluk tubuh dingin itu. Alice, kakak Rose memeluknya dan mengelus kepala Rose.
"Jack sudah pergi, dia bunuh diri tadi siang," ucapnya sembari menangis.
Hari itu, hari dimana Rose dibully teman-temannya,dikeluarkan dari sekolahnya, kehilangan adiknya, kasih sayang ibunya, kepercayaan ayahnya dan senyum kakaknya.
Dan semua itu, karena Koo Junhoe.
~Flashback off~
Jam menunjukkan pukul 8 malam. Terhitung sudah 2 jam ia menangis dan duduk di depan pintu. 2 jam juga lelaki itu masih menunggunya di depan pintu. Rose tak tahu harus apa, ia benci sekali lelaki itu. Saking bencinya, hingga ia ingin membunuh lelaki itu dengan kedua tangannya sendiri.
Rose mengambil handphonenya, wallpapernya terpampang fotonya bersama Jennie, Jisoo, Lisa, Hanbin dan Bobby. Rose benar- benar berterima kasih pada mereka. Merekalah yang membuatnya bangun dari keterpurukan. Merekalah yang merangkul Rose ketika ia pertama kali menjejakkan kaki sebagai siswa pindahan di SMA Korea. Merekalah teman pertama yang Rose miliki di Korea. Mereka juga yang membuat Rose menjadi kembali percaya akan arti persahabatan. Merekalah yang membuatnya tersenyum lagi dan mendapatkan kembali hidupnya. Semua semangat yang Rose miliki adalah berkat teman- temannya itu.
Hingga akhirnya ia bekerja keras di Korea, mendapatkan beasiswa pendidikan, dan berhasil menjadi seorang pengusaha muda yang sukses. Ia juga berhasil membantu menghidupkan kembali perusahaan ayahnya di Melbourne. Awalnya ia tinggal disini bersama keluarga bibinya. Namun kini ia sudah tinggal di apartemen sendiri. Ia hidup mandiri di Korea. Meski hingga kini, ibunya masih membencinya. Tapi setidaknya kakak dan ayahnya masih sering berkomunikasi dengannya. Ditengah kondisi yang semakin membaik, lalu kenapa lelaki itu harus kembali lagi ?
