"I never know that love drive me this crazy!" ucap Taeyong dibarengi senyuman gilanya. Jennie bergidik ngeri. Taeyong benar- benar mengerikan saat ini. Tak ada lagi Taeyong yang menatapnya manis setiap saat.
"Love? It wasn't love at all!" Jennie berujar sarkas menyembunyikan segala debar takut di dadanya.
Belum lagi, Jennie merasa ada yang tidak beres. Sepertinya Taeyong merencanakan sesuatu juga pada Hanbin. Pikirannya semakin kacau.
Taeyong menyeringai lagi ketika menangkap sedikit sinar ketakutan di wajah Jennie.
"Sekarang kau takut? Siapa yang kau khawatirkan? Dirimu sendiri atau Hanbin?" ujarnya sinis.
Jennie sekarang semakin yakin jika Taeyong telah merencanakan sesuatu.
Bunyi ponsel berdering, Jennie melirik sekilas, bukan ponselnya.
Taeyong menatap malas pada permintaan panggilan video itu. Dia meletakkan ponselnya di phone holder yang ada di mobil Jennie lalu menggesernya.
"Apa?" tanyanya ketus.
Jennie kaget melihat laki- laki tua itu bisa menelepon Taeyong. Yang benar saja! Disaat seperti ini ia bisa berpenampilan rapi dan tersenyum se-sialan itu? Cih.
"Kau melakukan tugasmu dengan baik?" suara Hyuk Jae mulai mengusik Jennie lagi. Ia mendengus kesal.
"Tak usah urusi aku! Kali ini aku tak akan ragu lagi seperti waktu itu!" ucap Taeyong ketus, lalu melirik Jennie.
"Yah, aku harap juga begitu! Selamat bersenang- senang, anakku!" ucapnya disertai senyuman setan itu lagi. Oh god! Jennie benar- benar muak melihatnya.
Taeyong mendengus. "Kau benar! Setelah ini, aku akan benar- benar menjadi anakmu! Aku menjadi iblis sepertimu yang puas karena membunuh. Buah memang jatuh tak jauh dari pohonnya," ujar Taeyong sinis. Jennie menyadari sesuatu, jadi mereka tidak akur?
"Kau menggunakan nada itu untuk berbicara pada ayahmu?" ucap lelaki itu dengan nada bergurau. Taeyong tak menanggapi lagi.
"Oh, Jennie!" sapa Hyukjae yang kini mengalihkan perhatiannya pada gadis disamping anaknya itu.
"Aku akan senang hati menerimamu menjadi menantuku jika saja kau tak ikut campur sedalam ini, sayang," ucapnya dengan kekehan.
Jennie menatap tajam, "senang berada di tahanan, Hyuk Jae?" tanya Jennie sembari mengalihkan percakapan mereka.
Lelaki itu nampak mengembangkan senyumnya lalu menyorot belakang dan sekitarnya. Mata Jennie membulat. Ia tak sedang ditahan sekarang?
"Apa kau pikir akan semudah itu menjebloskanku ke penjara? Orang- orang itu tak punya surat penahanan resmi, dan yah kau tahu sendiri aku punya pengacara yang kuat," ucapnya meledek,
"Sialan!" umpat Jennie.
"Sekarang, sebaiknya kau beritahu aku dimana letak berkas- berkas itu! Atau aku akan kembali menghancurkan sahabat- sahabatmu itu! Mereka di rumah sakit kan?" tawa licik terdengar lagi.
Sialan! Jennie terjebak lagi.
"Semua ada di tanganmu!" ucap lelaki itu lagi.
"Apa kau menolak untuk membaginya denganku, Jennie Kim?" Lelaki itu menyadarkan Jennie lagi.
"Kalau aku memberinya, apa imbalan yang akan kau berikan," tanya Jennie. Taeyong menatapnya curiga.
Lelaki itu mendekat kearah kamera. "Kupastikan, Tn dan Ny Kim serta Jinnie hidup dengan baik," seringainya lagi.