#19

1.9K 213 4
                                    


Lee Sungmin sudah meninggal bahkan sebelum Jennie meneliti kasusnya? Jadi apakah peneror itu bukan orang suruhannya? Siapa? tapi kenapa? Ada banyak tanda tanya mengitari pikiran Jennie. 

Lalu siapa yang selama ini menerornya?

Jennie menggenggam ponselnya. Ia memang sudah tak diteror lagi, tapi kini ia benar- benar penasaran.

"Jangan memasang ekspresi menakutkan itu, noona!" Chanwoo duduk disebelahnya tiba- tiba.

"Jangan memasang ekspresi menakutkan itu, noona!" Chanwoo duduk disebelahnya tiba- tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jennie menatap Chanwoo dengan galak. Chanwoo langsung menunduk.

"Chan..," Chanwoo menaikkan kepalanya lagi.

"Sebelum kecelakaan, apa aku pernah bermasalah dengan orang?" 

Chanwoo mengubah ekspresi jenakanya menjadi serius. Ia menarik Jennie dan berjalan ke arah Mark.

"Hyung!" Chanwoo memanggil Mark dengan ekspresi yang sulit diartikan. Jennie bingung memandangi dua lelaki yang kini tengah saling padang dengan ekspresi sulit itu. Tanpa basa- basi mereka menarik Jennie untuk masuk kedalam ruangan khusus milik Mark, Jennie hanya menurut.

***   

Lelaki berambut coklat gelap itu melangkah ke dalam kedai kopi. Ia memilih duduk diujung dekat kaca. Matanya menyusuri jalanan diluar cafe yang nampak ramai lancar. Suasana di dalam cafe nampak lenggang, hanya ada beberapa meja yang terisi pengunjung.

 Suasana di dalam cafe nampak lenggang, hanya ada beberapa meja yang terisi pengunjung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lonceng cafe berbunyi lagi, Hanbin mengarahkan pandangannya kearah pintu. Dua orang lelaki berwajah sangar nampak berjalan kearahnya. 

Seorang pelayan menghampiri meja mereka dan mencatat daftar pesanan. Tak lama, pelayan itu kembali membawa 3 americano dan beberapa cemilan. Hampir tak ada percakapan sama sekali selama 5 menit pertama. Mereka bertiga hanya saling lirik tanpa ada yang memulai percakapan.

Hanbin menyesap kopinya lalu berdehem.

"Kalau ceritamu itu benar, berarti dunia memang benar- benar sempit," Hanbin melontarkan kalimat pertamanya.

Juhoe memundurkan badannya, berusaha duduk senyaman mungkin.

Bobby hanya diam. Ia masih tak menyangka jika Junhoe  yang dulunya dingin dan arogan kini sampai se-frustasi ini. Belum lagi, ternyata Lee Sungmin adalah orang yang sangat penting bagi Junhoe. Lelaki itu adalah donatur terbesar di panti tempatnya tinggal dulu, sudah ia anggap seperti ayahnya sendiri. Beliau juga yang mengasihi Junhoe sebelum akhirnya Junhoe diadopsi oleh paman dan bibi Bobby.

MIND ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang