"Dorr"
Keringat dingin membasahi sekujur tubuh gadis yang baru saja terlonjak dari tidurnya. Jantungnya masih berdegup kencang, tubuhnya bahkan masih gemetaran. Entah kenapa, amis darah dan suara tembakan terus menghantui mimpinya dalam 3 hari ini. Ia menoleh kearah benda persegi yang tertempel di dinding, ini masih pukul 3 pagi. Dengan lemas, gadis itu, Jennie, melangkahkan kakinya menuju dapur untuk meneguk segelas air. Dinginnya lantai yang bersentuhan dengan kaki telanjangnya membuat Jennie lalu cepat- cepat melangkah kembali ke kamarnya.
Jennie mengusap wajahnya gusar. Kalau sudah begini, ia tak akan bisa terlelelap lagi. Dalam pikirannya, bayang- bayang orang berbaju hitam dan suasana menegangkan terus berputar. Berusaha mengalihkan perhatian, Jennie membuka laptop dan menyelesaikan tugas laporannya. Belum menyelesaikan sebaris kalimat, Hpnya bergetar menandakan sebuah pesan masuk.
From :08xxxxxxxxxx
Sayangi otakmu. Jangan berpikir terlalu keras.
"Apa sih maksudnya?" Jennie mengernyit
*********
Hiruk pikuk menghiasi Kantin Universitas Seoul. Bukan hanya dentingan sendok dan garpu, percakapan para mahasiswanya lah yang membuat suasana menjadi amat ramai. Tiga orang wanita cantik sedang bercengkrama sembari melahap makanan mereka. Berbeda jurusan tak membatasi persahabatan yang telah mereka bangun sedari SMA.
"Jisoo!"
Lelaki bergigi kelinci berlari menghampiri tiga gadis tadi sembari memasang cengiran lebar di wajahnya. Ia lalu menarik sebuah kursi tepat disamping gadis bernama Jisoo tersebut.
"Bobby belum makann, suapiii.. aaaa..," Bobby si lelaki bergigi kelinci tersebut membuka mulutnya lalu Jisoo mengangkat sesendok nasi goreng sembari tersenyum amat sangat manis. Namun naas...
"Aduh..," Bobby mengaduh sesaat setelah sendok tersebut mendarat di jidatnya. Pelakunya, Jisoo, hanya memasang ekspresi kesal.
"Beli sendiri! " ucap Jisoo galak. 2 orang gadis dan seorang lelaki yang ternyata datang bersamaan dengan Bobby tadi hanya menggeleng. Ini biasa, drama pagi hari yang disajikan oleh pasangan gila ini seakan menjadi sebuah rutinitas yang pasti mereka saksikan.
"Bob, sekarang anniversary kalian, kan? Harusnya ada dinner romantis atau semacamnya" gadis berambut pirang disebelah Jisoo menyuarakan pendapatnya dan dibarengi anggukan setuju oleh satu lagi wanita.
"Mainstream lis. Anniversary 4 tahun ini, aku punya kejutan spesial untuk gadis galak tercantik ini," ucap Bobby sembari melirik genit Jisoo. Gadis itu mulai tersenyum antusias lalu menyandarkan kepala di bahu bobby.
Sedangkan 3 orang tadi hanya menahan mual.
"Jennie," Rose, gadis berambut coklat kemerahan, berteriak tiba- tiba.