#33

1.8K 185 2
                                    


Dengan kecepatan penuh, Mark bersama antek- anteknya kini menuju tempat Jennie dan Taeyong berada. Melihat pergerakan navigasi petanya membuat dirinya semakin kacau. Tidak! Dia tidak akan membiarkan kesalahan keduanya terulang lagi! Dia tidak akan membiarkan Jennie pergi juga, seperti Momo dan Jaehyun. Ia merasa bertanggung jawab atas semua kejadian ini, biar bagaimanapun, ia berperan juga dalam menyeret Jennie dan kawan- kawannya kedalam kekacauan ini. Meskipun tanpa dirinya pun, ia yakin Jennie akan tetap terlibat.


Ia sudah berhasil mengalahkan ketakutan dan traumanya terhadap Hyuk Jae, ia telah menghadapi lelaki itu. Kali ini ia akan melindungi Jennie dan teman- temannya. Ia tak akan membuat kesalahan lagi kali ini. Semoga saja.

Memasuki jalanan di tengah Hutan Pinus, Mark mempercepat laju kendaraannya. Begitu juga dua mobil dibelakangnya. Namun pandangannya menajam ketika dilihatnya sebuah mobil berwarna putih melaju jauh di depannya. Siapa lagi itu? Ia merasa tak asing dengan mobil itu.

Ingatannya menajam, berusaha mengingat- ingat dimana ia pernah melihat mobil itu. Belum menemukan jawaban, sebuah sepeda motor tiba- tiba datang dari belakang dan menempatkan diri disamping mobilnya. Mark memandang kearah kanan, menemukan lelaki berhoodie dengan surai panjang yang ia kenal. Lelaki cerdas dibalik layar yang kini memasang wajah khawatir. Lalu dengan kode mata berusaha mentelepatikan pesannya pada Mark. Laki- laki itu kini langsung menyalip mobil Mark dan terus menambah kecepatan motornya.

Tanpa perlu mendengar sepatah kata pun, Mark kini tahu siapa yang mengendarai mobil putih tadi.

"Sial! Kenapa semakin banyak yang terlibat?" lirihnya.

****

"1...2...3... Lompat!"

Junhoe dan Hanbin berguling keluar dari mobil. Mereka meringis kesakitan ketika badannya terbentur batuan dan bahkan pohon. Namun seolah tak merasakan sakit sedikitpun, Hanbin langsung bangkit dan berlari lurus kedepan. Tak memperdulikan mobilnya yang kini sudah meledak dan terperosok ke jurang.

Laki- laki itu berlari kencang. Lalu dengan secepat kilat menarik dan memukul secara membabi buta laki- laki bersurai putih dihadapannya yang nampak terkesiap. Matanya dipenuhi kilatan amarah.

Taeyong meringis menahan amukan Hanbin, namun kesadarannya kembali dan membuatnya membalas kembali bogeman mentah Hanbin. Tak mau kalah, Taeyong kini ikut membalas pukulan Hanbin secara bertubi- tubi.

Perkelahian mereka berdua nampaknya seimbang. Aksi saling pukul antara Taeyong dan Hanbin membawa wajah tampan keduanya kini dipenuhi memar dan amis darah. Entah siapa yang akan menang.

"Brengsek!" Pukulan Hanbin membuat Taeyong tersungkur jauh kebelakang. Taeyong menunduk, ada darah yang keluar dari mulutnya, mungkin akibat tendangan Hanbin. Taeyong mengusap bibirnya kasar, lalu dengan membabi buta berusaha memukul Hanbin lagi. Hanbin masih bisa berkelid. Meski dirinya kini dikuasai amarah, lelaki Kim itu masih bisa membaca pergerakan Taeyong.

Situasi tiba- tiba berubah. Taeyong memutar tangan Hanbin menyebabkan lelaki itu meringis tertahan lalu tersungkur. Kini giliran Taeyong yang menghajarnya dengan cepat tanpa Hanbin sempat membalasnya. Hanbin yang malang terkapar lemah setelah memuntahkan cairan merah dari mulutnya.

Sementara itu, Junhoe yang baru saja tiba berusaha mengeluarkan Jennie dari mobil. Sayangnya, mobil itu terkunci dari dalam dan Jennie tertidur didalamnya. Junhoe berusaha menggedor kaca untuk membangunkan gadis yang tertidur bak putri tidur itu. Matanya jeli mengamati sekitar, mencari sesuatu untuk digunakan, matanya membesar ketika ditemukannya sebongkah batu besar. Dengan cepat ia mengambilnya dan berusaha memecahkan kaca mobil.

MIND ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang