#26

1.6K 192 6
                                    

Double update ni yee xD

.

Gadis berwajah pucat itu masuk tanpa ekspresi yang berarti di wajahnya.

Gadis berwajah pucat itu masuk tanpa ekspresi yang berarti di wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 Ia melirik sekilas enam sekawan itu. Irene memberi sebotol cairan yang mereka yakini pasti akan berefek buruk. Ia meletakkannya di depan Hyukjae, lalu tanpa basa- basi ia langsung pergi begitu saja.

Lelaki itu mengibaskan tangannya, tak lama, belasan pegawai suruhannya keluar dari ruangan tersebut menyisakan dirinya yang ditemani oleh lima orang dibelakangnya.

"Mereka dulu," lelaki bercerutu itu memerintah beberapa pekerjanya sembari menunjuk Jisoo, Lisa dan Rose.

"Jangan!" pekik Jennie.

Jennie, Bobby, dan Hanbin terus memohon dan berteriak agar ketiga gadis itu tidak dibunuhnya. Pikiran mereka mengatakan cairan yang akan disuntikkan itu pasti digunakan untuk membunuh. Jennie menangis, Bobby bahkan mengeluarkan kata- kata makian. Persetan dengan sopan santun.

Rose, Jisoo dan Lisa hanya bisa menggeliat kecil. Ikatan itu terlalu kuat, mereka tak bisa mengatakan apapun. Satu per satu jarum suntik menancap di pergelangan tangan mereka. Pergerakan mereka melemah, sampai akhirnya satu persatu tak sadarkan diri lagi. Apakah ini akhirnya?

"Bedebah sialan!!!" Jennie tak bisa lagi mengontrol emosinya. Ia benar- benar dikuasai amarah. Ketiga sahabatnya kini terkapar lemah tak berdaya, di depan matanya. Dan Jennie tak bisa melakukan apapun. Jennie terus berusaha mendobrak- dobrak kurungan besi ini. Nihil.

Bobby dan Hanbin benar- benar terpukul. Apa itu tadi? Apa semudah itu mereka membunuh orang? Sahabat- sahabatnya.

Masih dalam suasana menyedihkan itu, Hanbin menyadari sesuatu.

"Jun! Jangan kemari, kumohon!" ucap Hanbin ketika ia tak mendengar suara Junhoe diseberang. Apa Junhoe menyusul kemari? Tidak! Jangan!

Terlambat. Pintu terbuka dan menampakkan Junhoe yang telah babak belur diseret masuk oleh beberapa orang. Junhoe juga tak luput dari suntikan itu. Sial!

Jennie histeris lagi.

"Cukup! Jangan lakukan ini lagi, kumohon! Bebaskan mereka! Bunuh aku saja!" Jennie masih berteriak. Bobby lemas. Hanbin masih syok, tapi ia berusaha menenangkan pikirannya. Jejak pikiran Rose, Irene dan Jennie, semua membuatnya pusing.

"Sekarang giliran kalian," seringai lelaki itu lagi.

Orang- orang berbaju hitam itu menyiapkan peralatannya lagi, berusaha mendekat kearah kurungan orang- orang itu. Entah sejak kapan mereka bertiga telah diikat berdekatan. Bobby dengan mudah terperosok jatuh beberapa detik setelah cairan itu disuntikkan ke tubuhnya. Bobby langsung tak sadarkan diri.

Sedangkan Hanbin nampak masih sedikit lebih kuat. Hanbin mengepalkan genggaman tangannya pada Jennie. Entah apa yang dipikirkannya, ia mengelus lembut jari jemari Jennie untuk menenangkannya. "Bisa kau katakan sesuatu padaku?" tanya Hanbin. Jennie yang kini masih terikat hanya bisa berusaha mempererat genggaman tangan Hanbin. Beberapa goresan terlihat akibat mereka memaksakan telapak tangan mereka untuk bergenggaman.

MIND ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang