Gadis Asal Jepang Tewas Terlindas Bus
Seorang Mahasiswa Ditemukan Gantung Diri di Rumahnya
"Hari kematian mereka hanya berselang sehari?" Jennie mengerutkan kening. Sejak pertemuannya dengan Seulgi tadi, gadis kim tersebut tak henti-hentinya memikirkan tentang kematian dua temannya. Berbekal laptop dan beberapa koran lama yang diambilnya dari perpustakaan, Jennie mengorek informasi tentang kronologi kematian temannya itu.
Mejanya penuh dengan koran dan ia membuka hampir seluruh berita online yang ada hubungannya dengan kedua temannya itu. Rasa penasarannya benar-benar menguasainya kali ini. Ada secercah insting yang mengarahkannya untuk menyelidiki kasus ini. Menurutnya ini aneh. Jaehyun meninggal sehari setelah Momo. Lagipula, mengapa Jaehyun bunuh diri? Entah kenapa, Jennie merasa bahwa ia ada hubungannya dengan hal ini.
Keanehan demi keanehan terus dirasakan olehnya. Dari semua berita yang dibaca, tak ada satupun yang membahas kronologi secara detail, seakan ada yang ditutup-tutupi.
Ditengah kebingungan itu, bel rumah berbunyi. Jennie heran, siapa yang datang pukul 9 malam begini? Dengan was-was Jennie membuka pintu dan gerbang.
"Selamat malam. Saya dari milly florist mengantarkan pesanan. Dengan nona Jennie Kim?" Seorang pria datang membawa senyum dan sebuket bunga.
Jennie mengangguk, "maaf, apa kirimannya harus diantar malam begini ya?" Jennie merasa sedikit jengkel sebenarnya.
Pria itu kembali tersenyum, "permintaan dari pelanggan kami."
Jennie meraih kertas dan pulpen yang disodorkan oleh pria tadi lalu mengambil bunga yang diberi. Pria itu juga memberinya sebuah paperbag yang entah apa isinya.
Pria itu pamit lalu pergi membawa mobilnya.Happy birthday,jen! Maaf aku tak bisa menemuimu hari ini. Aku akan membayar hutangku nanti :)
-Lee Taeyong
Jennie tersenyum sumringah. Dia saja tak ingat kalau hari ini ia ulang tahun, tapi Taeyong masih ingat. Ia membuka paperbag-nya.
"Jus semangka?" Jennie bergumam lalu bergegas masuk ke dalam rumah.Belum ia meletakkan bunga dan paperbag, tiba-tiba lampu rumahnya mati. Selang 5 detik hpnya bergetar menandakan sebuah pesan masuk.
From : 08xxxxxxxxx
Semakin dekat dengan kematian...
Jennie berdecih, tak mau ambil pusing sms teror itu. Berbekal sinar hpnya, ia berjalan menuju dapur untuk mengambil lilin.
Sret..
Kilatan bayangan berjalan dibelakangnya. Jennie menajamkan penglihatannya ditengah kegelapan, ia semakin jengah.Tap.. tap..
Suara langkah kaki terdengar dibelakangnya. Jennie mengenggam erat hpnya, bersiap menendang."Brak"
.
.
.
"Aw"Satu tendangan maut jennie hadiahkan kepada penyusup itu. Ia belum bisa melihat siapa orang itu, yang ia tau, pemyusup itu sudah tersungkur di dekat kursi.
Baru Jennie berusaha mendekat, terdengar lagi langkah kaki lain dibelakangnya. Jennie menoleh, ada cahaya lilin disana.
"Happy birthday jennie.." suara cempreng jisoo mengawali nyanyian selamat ulang tahun. Dibelakangnya ada rose, lisa dan hanbin yang turut menyanyi.
Jennie menoleh lagi kebelakang, ke tempat orang tadi, ternyata itu Bobby.
Jennie tersenyum lebar, teman-temannya ternyata menyiapkan kejutan untuknya.
"Make a wish jennn," lisa menggesa jennie untuk meniup lilin.
Jennie memejamkan mata lalu meniup lilinnya. Lalu lampu rumahnya hidup kembali.