Ting nong...
Kaki kurus Roseanne melangkah menuju pintu, diintipnya orang yang datang melalui celah kecil pintunya. Rose membuka pintunya lalu menandatangani surat tanda terima paket. Tak lama setelah pak pos pergi, Rose menutup pintu dan menuju kamarnya.
Tangannya bergetar ketika membuka paket itu. Kotak itu berisi fotonya semasa di New Zealand yang tersusun dengan rapi. Matanya berair. Mengapa lelaki itu mengiriminya album foto? Tak puaskah menghancurkan hidupnya. Apa lagi sekarang? Apa lelaki itu ingin membuatnya hidup di neraka lagi?
Rose membawa album foto itu keluar kamarnya, ia membuangnya ke tempat sampah. Muak.
****
"Roseeee!!" Suara cempreng Lisa membuat Rose langsung mengarahkan pandangannya kearah pintu kaca itu. Lisa datang membawa sebuket bunga dan diikuti Jungkook di belakangnya. Rose menyambut Lisa dan memeluknya.
"Congrats dearr! Bukankah kita seumuran? Tapi kesuksesanmu membuatku merasa bahwa kau jauh lebih tua dariku," ucap Lisa sembari memeluk Rose.
Rose cemberut, "bisakah kau ganti kata tua dengan dewasa?"
Lisa tersenyum senang, "aigooo, sukses selalu Roseku. Aku benar-benar bangga padamu," ucapnya lagi sembari menyerahkan sebuket bunga.
"Terimakasih lis," Rose mengacak rambut lisa pelan.
"Aku merasa menjadi orang ketiga diantara kalian," Jungkook pura- pura cemberut dan mendapat cubitan dari Lisa.
"Maafkan aku Kook," Rose masih tertawa.
"Selamat ya Ros, kau benar- benar luar biasa. Ini launching toko kuemu yang kedua kan?" Tanya Jungkook.
" Iyaa, sering-sering berkunjung yaa," Rose tersenyum manis.
"ROSEANNE PARK!" suara cempreng lagi- lagi membuat mereka mengarahkan pandangan ke pintu kaca. Nampak Jisoo, Jennie, Bobby dan Hanbin datang.
Satu persatu mereka berhamburan memeluk Rose.
"Kau mau jadi sekaya apa? Butik sudah dan sekarang toko kue sudah 2 cabang. Apa kau benar- benar mahasiswa, hah?" Bobby menyuarakan kekagumannya.
"Ini belum seberapa, masih banyak target yang harus kucapai," ucap Rose sembari melepas pelukan Bobby.
"Selamat ya Rose. Tapi jangan terlalu memporsir dirimu untuk bekerja. Kau semakin kurus sekarang," ucap Jennie.
"Sesibuk apapun, aku tak akan pernah lupa makan," Rose membalas perkataan Jennie dibarengi dengan senyum.
"Ros, ini dari kita," Hanbin menyerahkan sebuah kotak berwarna silver. Jennie juga menyerahkan sebuket bunga.
"Kenapa kalian jadi manis begini?"