JANGAN LUPA BERDOA SEBELUM MEMBACA...:D
Next...!Suara motor sedang di panas kan itu membuat rumah begitu bising. Suasana yang biasa nya sepi setiap pagi kini berubah drastis. Merry akan begitu sibuk sekarang karena sudah mulai bekerja.
Sang Nenek ikut merasa senang melihat cucu nya tidak lagi suka melamun merindukan kedua orang tua dan kakek nya yang sudah meninggal kan nya untuk selama-lama nya, tapi dia juga merasa sedih mengingat hidup nya yang sekarang menjadi sering sakit-sakitan, begitu merepotkan merrya.
Entah dia akan bertahan hidup lama atau tidak. Tidak bisa di bayangkan apa jadi nya nanti apabila Merry hidup sendirian di bumi yang luas ini, dia pasti akan merasa sedih dan kesepian.
Merry keluar dari dalam kamar nya kemudian mendapati sang Nenek sedang tercenung duduk di kursi roda menghadap ke arah jendela.
Ia berjalan pelan agar tidak mengageti Nenek nya.
"Nek..." panggil nya dengan suara lembut seraya menyentuh ke dua bahu Nenek nya dari belakang.
Sang Nenek langsung menoleh sambil tersenyum hangat.
"Sudah siap kah?" tanya Nenek nya.
"Iya, sudah, Nek. Nenek jaga diri baik-baik di rumah, yah. Kalo ada apa-apa hubungi Merry segera yah, Nek!" Merry memberi pesan.
"Iya, sayang. Kamu juga hati-hati di jalan, jangan lupa sarapan!"
"Iya, nanti Merry sarapan di kantin perusahaan saja, Nek."
"Baiklah kalau begitu." ujar sang Nenek seraya mencium kening Merry.
Setelah berpamitan Merry segera keluar meninggal kan rumah dengan sepeda motor nya.
Pagi ini jelas masih terasa begitu dingin di jam-jam yang masih menunjukan ke arah pukul setengah lima pagi, sementara perjalanan dari rumah menuju ke perusahaan memakan waktu satu jam. Tidak hanya itu saja ia juga masih mengingat pesan dari Daniel bahwa dia harus sudah ada di kantor tepat pukul setengah enam.
Sebenarnya dia juga merasa heran kenapa Daniel meminta nya untuk berangkat kerja sepagi ini, bahkan ayam-ayam saja belum pada berkokok dan para manusia robot pun masik asik tidur malas-malasan di balik selimut hangat nya.
Kini dia harus menderita merasakan udara pagi yang begitu dingin menyelimuti tubuh nya rapat-rapat dan berhasil membuat nya menggigil kedinginan.
Di tengah jalan Merry melihat ada penjual wedang jahe di pinggir jalan tepat di sebuah jembatan. Kendaraan pun masih belum bersliweran, ada untung nya buat Merry berangkat kerja pagi-pagi buta untuk menghindari kemacetan.
"Pak, wedang jahe satu, yah!" seru nya setelah memarkir kan motor nya di pinggir jalan.
"Siap, Neng, siap!" sahut Pak Tua itu bersemangat.
Merry berjalan menepi ke besi jembatan sambil memandang lepas pemandangan di bawah sana yang nampak begitu indah dengan hiasan lampu jalan yang masih berkelap-kelip pagi ini.
Sekilas dia jadi ingat kedua orang tua nya. Dulu, waktu mereka masih hidup, saat dia masih kecil, mereka sering sekali memgajak nya untuk melihat bintang-bintang di langit pada malam hari.
Kakek dan Nenek nya ikut menemani sambil duduk di dekat api unggun yang sengaja Ayah buat untuk menambah cantik suasana malam itu.
Mereka sekeluarga berkumpul di halaman rumah sambil bercanda tawa Kakek yang dengan percaya diri nya bernyanyi-nyanyi, suara nya sangat merdu. Membuat air mata Merry mengalir di pipi tapi segera di hapus oleh nya sebelum Pak tua itu melihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
BELIEVE
RomanceSEGERA ================== Merrya Natasya, perempuan cantik blasteran Indo-Jerman. Setelah nya lulus sekolah dia memutuskan untuk melamar kerja di sebuah perusahaan yang sangat besar. Namun jika di lihat dari kriteria penerimaan calon karyawan di per...