CHAPTER 34

2.8K 101 4
                                    

Kau adalah separuh jiwa ku...
Jika kau pergi aku mati...
Jika kau menghilang hidup ku tak sempurna. Tuhan dengar kan kisah cinta ini...


Daniel tertidur di samping Merry berbaring. Merawat Merry seorang diri, ia lebih senang jika begitu ketimbabang harus membawa nya ke rumah sakit.

"Daniel..."

Merry yang tengah bangun di tengah malam membangunkan Daniel. Daniel tersentak dan terlihat begitu sangat senang melihat Merry yang sudah sadar.

"Kau sudah sembuh, Merry?" tanya Daniel dengan satu tangan nya mengusap kepala Merry.

Merry mengangguk lambat seraya tersenyum tipis. "Kau terlihat sangat lelah." ucap Merry seraya meraih satu tangan Daniel dan menggenggam nya.

Daniel menatap nya sayu. "Aku tidak apa apa. Aku sangat khawatir dengan mu."

"Aku baik baik saja, jadi kau tidak perlu khawatir lagi sekarang." pinta Merry. Daniel tersenyum getir seraya mengangguk lambat lalu mengecup ujung kepala Merry.

Merry begitu bahagia karna Daniel selalu ada untuk nya. Ia sangat berharap akan selama nya tetap bersama. Jika harus bersujud seribu kali di hadapan Tuhan akan ia lakukan, agar Tuhan menyatukan hubungan mereka.

"Aku ingin keluar." pinta Merry seraya bangkit dan duduk di atas kasur menatap Daniel.

"Kemana?" tanya Daniel.

"Melihat bintang." sahut nya.

Daniel tercenung sesaat mengingat kondisi Merry baru sembuh ia merasa tidak mengingin kan hal itu.

"Tidak Merry, kau baru sembuh. Udara malam tidak baik untuk kesehatan." ucap Daniel menolak.

Merry cemberut dengan wajah sedih lalu menunduk, membuat Daniel tidak tega melihat nya. Dengan sangat terpaksa Daniel merubah ucapan nya barusan.

"Baik lah, kamu boleh keluar melihat bintang."

Mendengar ucapan Daniel, Merry kembali sumringah. "Benar kah?" tanya nya lagi untuk lebih memastikan. Daniel mengangguk lambat sambil tersenyum tulus.

"Tapi tunggu!" sergah Daniel yang langsung beranjak membuka lemari mengambil sebuah jaket.

Merry masih fokus memperhatikan Daniel yang kemudian berjalan menghampiri nya setelah mengambil sebuah Jaket warna Merah milik nya.

"Pakai ini." pinta Daniel. "Agar kamu tidak kedinginan. Aku tidak ingin kamu sakit lagi. Karna jika kamu sakit, hatiku gelisah." ucap Daniel kemudian. Merry mengangguk sambil tersenyum tulus seraya meraih jaket di tangan Daniel lalu segera memakai nya.

"Ayo!" ajak Daniel setelah Merry memakai jaket itu. Merry mengangguk seraya menurun kan kaki nya ke lantai namun bersamaan dengan itu Daniel segera berjongkok di bawah Merry. Merry terkejut.

"Mau apa kamu?" tanya Merry.

"Menggendong mu." sahut nya sambil mendongak ke wajah Merry. Mereka saling tersenyum manis.

"Pakai ini, sendal mu." Daniel memakai kan sendal di kaki Merry.

Daniel pun segera menggendong Merry membawa nya keluar rumah melewati tangga.

"Daniel..." panggil Merry ketika menuruni tangga.

"Ya, kenapa?" tanya Daniel.

"Kamu tidak merasa berat menggendong ku? Aku turun saja." ucap Merry merasa kasihan dengan Daniel. Daniel terkekeh.

"Sekarang kau kurusan, mana ada berat berat nya. Kau harus makan lebih banyak setelah ini." ledek Daniel. Merry langsung menoyor kepala Daniel pelan sambil mengulum senyum.

BELIEVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang