CHAPTER 35

2.8K 102 8
                                    

Kau adalah nyawa hidu ku
Tanpa mu aku tidak bisa bernafas
Bantu aku untuk tetap bertahan
Meski sulit
Aku percaya pada mu.
Cinta ini.




Suara teriakan Daniel masih terdengar di seluruh ruang kamar nya, namun sosok Merry sudah tidak terlihat lagi di mata nya. Satu pengawal itu telah membawa nya pergi entah kemana, mungkin mengusir nya keluar gerbang rumah.

"Ayah!!! Kenapa kau lakukan semua ini. Kau tega Ayah...kau telah menghancur kan hidup ku, hidup anak mu sendiri! Puas kau Ayah!!"

PLAK!

sebuah tamparan keras mendarat di pipi Daniel hingga meninggal kan bekas merah di sana. Daniel benar benar tersentak ketika melihat perlakuan sang Ayah yang benar benar sudah berubah seperti seorang penjahat.

Daniel terpaku mendapati sang Ayah yang begitu tega menampar nya. Seumur umur baru kali ini Ayah nya berbuat kasar terhadap nya. Mata Daniel memerah dan air mata nya mengalir menatap sang Ayah dalam dalam penuh kebencian. Bibir nya bergetar ketika hendak ingan berbicara. Sedang kan sang Ayah hanya diam dengan wajah mengeras dan kedua tangan mengepal, seperti benar benar sudah habis kesabaran nya.

"Kau__kau bukan Ayah ku yang dulu." Daniel berucap sambil menetes kan air mata. Mendengar itu membuat sang Ayah seperti timbul rasa menyesal karna sudah menampar nya. Kepalan tangan itu pun terbuka dan wajah nya yang mengeras kini kembali melemah. Namun tetap menutup mulut nya rapat rapat seperti tidak ingin terlihat lemah di hadapan anak nya sendiri.

"Lepas kan dia." perintah sang Ayah kepada pengawal yang sedang mencekal kedua lengan nya ke belakang.

Pengawal itu pun menurut dan langsung melepas kan Daniel, Menyadari itu Daniel dengan sangat kesal mendorong si pengawal ke belakang. Pengawal itu hanya diam saja.

"Ayo kita keluar!" ajak Brahman kepada si pengawal.

Setelah itu Brahman dan pengawal itu pun akhir nya pergi keluar kamar meninggal kan Daniel sendiri.

Terdengar dari luar suara mengunci pintu. Daniel tersentak dan berjalan cepat menuju pintu, beberapa kali ingin mencoba membuka pintu itu namun Brahman telah mengunci nya. Daniel berteriak meminta Brahman untuk membuka pintu nya ia tidak ingin di penjara seperti itu.

"Ayah!!! Buka pintu nya! Jangan kau lakukan aku seperti ini!" teriak Daniel sambil menendang nendangi pintu itu.

"Kau akan lepas setelah kau menikahi Starla. Kau tinggal memilih, hidup bahagia atau menderita, hanya karna perempuan seperti dia, nggak jelas!!!" ucap Brahman dari luar pintu yang kemudian suara langkah kaki menjauh terdengar di telinga Daniel.

Daniel putus asa. Ia menangis tak bersuara, menjatuh kan tubuh nya dan menyandar kan punggung nya di pintu.

"Merry..." ucap Daniel menyebut nama sosok perempuan yang paling di cintai di sela sela air mata nya yang mengalir.

Daniel merasa di perlakukan seperti seorang anak kecil dan tidak merasa nyaman sedikit pun bagi dia sendiri. Semua ini membuat nya merasa tak semangat hidup, sebentar sebentar mengerang, berteriak dan meremas rambut kepala nya ke belakang. Lalu ia berdiri berjalan cepat mengacak acak seluruh ruang kamar nya, segala barang barang yang ada di meja kamar nya di sebar hingga berserakan di lantai.

"Bangsat!!!" teriak Daniel dengan sangat geram sambil menonjok sebuah cermin hingga hancur dan tangan nya yang berdarah darah, melihat darah yang mengucur di tangan nya membuat dia menangis tersedu dan terlihat begitu lemah tak berarti apalagi pikiran nya terus menerus memikir kan keadaan Merey di luar sana dengan si pengawal suruhan Ayah nya sendiri. Satu tangan nya menopang ke tembok samping cermin yang telah pecah.

BELIEVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang