CAPTER 38

7.8K 209 46
                                    

Hanya melihat mu aku bisa hidup dengan normal kembali.
Jadi, tetap lah membiar kan ku hidup jika memang kau mencintai ku.



Satu persatu daun kering berguguran ketika angin berhembus di pelataran rumah Merry. Langit berawan kelabu namun hujan tak kunjung turun. Merry terlihat sedang duduk di anak tangga latar rumah nya sambil diam merenung. Udara berulang kali menebar kan rambut panjang nya. Seperti tidak bersemangat untuk hidup lagi jika harus berdiri seorang diri tanpa ada yang merangkul atau menuntun. Wajah nya murung, yang ada dalam ingatan nya hanya lah Daniel seorang.

Terasa begitu sepi keadaan rumah nya. Tanpa ada seorang pun kecual dia. Moment seperti itu lah yang membuat Merry merindukan keluarga nya yang telah tiada. Namun ia sadar bahwa yang telah meninggal kan takan mungkin bisa kembali.

Merry menunduk di atas kedua lutut nya. Satu persatu kenangan indah masa lalu teringat kembali, ketika   dekat dengan Daniel bahkan ketika baru pertama mengenal.

Daniel...
Ketika aku jauh dari mu aku telah mati
Daniel...
Ketika kau tak dapat lagi ku lihat dadaku sesak
Ketika kau menghilang aku tak ingin pergi
Aku, ingin tetap di sini
Menunggu.

Takan pernah aku bisa melupakan mu
Takan mungkin aku mudah melepas mu
Kau adalah hal terindah dalam hidup ku
Bersama mu, melihat mu, menemukan mu, itu adalah cara ku mencintai mu.

Daniel...dimana kah kamu sekarang?
Aku sangat merindukan mu.
Tau kah kau, lebih baik ku akhiri hidup ini jika kau dengan orang lain.
Sudah kah itu yang terbaik.

Suara suara hati Merry terus saja menyelimuti nya di kala sepi menghampiri.

"Kenapa Daniel, kenapa cinta ini begitu menyakit kan. Kembalikan aku yang dulu yang telah kau buang begitu jauh lalu kau membawa ku yang baru dengan mu pergi. Akan kah terus begini. Mungkin kah kau takan kembali pada ku atau...,(diam)... kau akan kembali dengan wanita lain dan cincin pernikahan yang melingkar di salah satu jari mu." Ucap Merry bersamaan dengan air mata nya yang langsung mengalir cepat. "Hati ku sangat sakit ketika memikir kan mu. Aku harus bagai manaaa..."Merry semakin menangis seraya memeluk kedua kaki nya yang di tekuk. Ia benar benar putus asa dan hampir gila. Sudah satu minggu lebih ia tak melihat Daniel atau pun mendengar kabar dari nya.

Rintik gerimis pun menetes di bulu mata nya sehingga membuat ia tersentak langsung menatap ke atas langit yang mendung. Ia menengadah kan kedua tangan nya agar tetesan nya jatuh tepat di telapak tangan. Menatap kosong air air hujan yang menetes itu yang lama kelamaan semakin banyak dan berjatuhan di atas kepala nya hingga rambut nya mulai basah. Bahkan ia seperti tak ingin bagkit dari duduk nya hingga hujan membasahi sekujur tubuh nya bersama tetsan tetesan airmata nya yang menglir bercampur dengan air hujan.

Merry mendongakn wajah nya hingga wajah nya basah kuyup oleh air hujan. Ia begitu sangat frustasi, entah apa yang di lakukan nya itu sekarang bahkan ia merasa sudah gila.

Tiba tiba datang sebuah mobil berhenti tepat di depan pagar rumah nya yang ternyata adalah Adrian. Ia menurun kan kaca mobil nya memandang keluar tepat nya memandang Merry yang sedang terdiam duduk di bawah hujan yang turun. "Ck." Ia berdecak seraya mendengus kemudian buru buru mengambil payung di tempat duduk bagian belakang dan turun dari dalam mobil nya. Ia berjalan cepat menghampiri Merry lalu berhenti, berdiri tepat di hadapan Merry yang sedang memejam kan mata nya itu dan tidak sadar ada Adrian datang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 06, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BELIEVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang