Tuhan...jangan kau ambil semua orang yang aku cintai di bumi ini. Aku butuh mereka. Aku ingin semua nya baik baik saja.
"Kau tau, hati ku begitu tenang ketika kau ada di samping ku. Aku berharap cinta ini akan selama nya seperti ini. Apa kah kau mau selalu menemani ku dalam suka maupun duka?" ucap Daniel sambil memeluk Merry dari samping, duduk di pinggir pantai yang sudah mulai petang dan susana nya yang sepi hanya tinggal mereka berdua di sana.
Merry yang sedang menyandar kan kepala nya di bahu Daniel diam menatap lurus lurus ke depan dengan wajah sendu.
"Aku akan mencoba selalu ada untuk mu. Apa kah kau yakin tidak akan meninggal kan ku setelah semua ini kita lalui bersama. Sedang kan Ayah mu tidak pernah merestui hubungan ini. Aku merasa kan sesuatu yang menggelisah kan dalam hati ku. Jika kau semakin dekat dengan ku, kau akan semakin jauh juga dengan ku kelak." ucap Merry.
Daniel diam terpaku seraya mengusap lembut lengan Merry. Ia terdiam sedang memikir kan apa yang baru saja di katakan oleh Merry. Ada rasa cemas dalam hati nya. Mungkin memang ada benar nya juga omongan Merry. Ketika Ayah nya kembali nanti, entah bagaimana keadaan nya. Apakah akan tetap indah seperti saat ini atau kah semua nya akan memburuk.
Daniel merasa di gelisah kan dengan kata kata nya. Tidak seharus nya Merry mengatakan hal itu di saat saat romantis seperti ini. Membuat Daniel menjadi tidak enak hati.
Bingung harus berbuat apa jika saat nya tiba nanti. Dia akan di hadap kan oleh dua pilihan. Yang pertama, jika ia memilih Merry maka Ayah nya jelas akan mengusir nya dan tidak akan lagi menganggap nya sebagai anak. Tapi, jika ia memilih Starla, maka dia akan kehilangan separuh jiwa nya. Kemungkinan besar ia tidak akan hidup bahagia, seperti hidup tapi mati.
"Aku tidak akan meninggal kan mu." sahut Daniel sedikit ragu dan berat untuk mengungkap kan hal itu, ia seperti tidak yakin, ada rasa takut yang menghantui nya. Takut akan membuat Merry terluka untuk yang ke dua kali nya.
"Janji." ucap Merry seraya menyodor kan jari manis nya kepada Daniel.
Daniel tersenyum samar ketika melihat jari lentik putih dan berkuku tipis itu di depan mata nya. Ia diam sesaat hanya untuk memandangi jari nya seperti ragu dan tidak tega. Perjanjian seperti itu semakin menyulit kan nya untuk bisa bernafas dengan baik.
Mendapati Daniel yang melamun membuat Merry menggoyang goyang kan jari manis nya. Daniel pun tergugah dan segera mengait kan jarinnya dengan jari Merry. Kedua nya saling pandang dan tersenyum manis.
"Rasa nya kau ingin tetap seperti ini. Di sini berdua bersama mu." ucap Merry. Daniel mengecup ujung ujung kepala nya penuh kasih sayang.
"Aku juga merasa kan hal yang sama dengan mu." balas Daniel. Namun ia tetap merasa cemas. Semakin Merry terus berbicara tentang hubungan mereka semakin pula membuat nya merasa takut jika nanti ia tidak bisa menepati janji nya.
Ia yakin Merry akan sangat kecewa bahkan sangat membenci nya nanti.
Tidak!
Kenapa cinta ini begitu sulit?
Beberapa saat kemudia mereka memilih untuk diam menikmati udara sore sambil melihat pemandangam laut lepas di depan sana. Langit yang biru sedikit berawan putih dengan nuansa kekuning kuningan menambah romantis kebersamaan mereka.
Angin berhembus berkali kali menggoyang goyang kan rambut panjang Merry yang di biar kan tergerai indah.
"Daniel..." panggil Merry lembut di tengah tengah lamunan nya.
"Ya, ada apa?" tanya Daniel seraya menunduk melihat Merry yang sedang menyandar kan kepala di bahu nya.
Merry diam sejenak sebelum berucap.
KAMU SEDANG MEMBACA
BELIEVE
RomanceSEGERA ================== Merrya Natasya, perempuan cantik blasteran Indo-Jerman. Setelah nya lulus sekolah dia memutuskan untuk melamar kerja di sebuah perusahaan yang sangat besar. Namun jika di lihat dari kriteria penerimaan calon karyawan di per...