CAPTER 5

7.7K 260 25
                                    

Jangan bilang tidak bila belum mencoba.
Sesuatu yang berharga sebsiknya kita perlu menjaga nya sebaik mungkin agar tidak hilang dari genggaman tangan yang lemah.


"Apa saya sedang tidak bermimpi?" tanya Merry setelah membuka mata nya.

"Menurutmu?" Daniel balik bertanya.

"Menurutku ini mimpi. Jadi jangan bangun kan aku lagi, Daniel! Biarkan aku bermimpi selama-lama nya, karena mimpi jauh lebih indah daripada kenyataan."

Tiba-tiba suara jam waker bunyi berkali-kali hingga membuat Merry kaget, sekonyong-konyong bangun dari tidur nya.

"Astaga!!! Aku kesiangan lagi!!!" teriak Merry seraya buru-buru menuju ke kamar mandi. Mengingat waktu yang sudah menunjukan pukul lima pagi itu membuat nya terpaksa tidak mandi hanya cuci muka.

Ia begitu panik dan sibuk di kamar nya.

"Astaga, kenapa Nenek tidak membangun kan ku." dumal Merry seraya menyisir rambut nya di depan cermin. "Semoga saja dengan aku bermake up tidak membuat Daniel tau kalo aku belum mandi. Astaga...bisa malu berat kalo sampe Daniel tau." ucap Merry pada diri nya sendiri.

Selesai dandan, Merry segera pergi ke kamar sang Nenek untuk pamitan. Ketika sampai di depan kamar Nenek, mata nya melihat sang Nenek masih tidur, karena kebetulan pintunya terbuka sedikit.

Akhir nya karena tidak ingin mengganggu sang Nenek ia memutus kan untuk langsung berangkat bekerja.

Seperti biasa ia berangkat dengan mengendarai motor nya.

Begitu cepat ia melaju kan motor nya dengan rasa gelisah. Pikiranya kacau, dia berfikir pasti Daniel akan memarahi nya lagi.

Setiba nya di jembatan, Merry tidak melihat ada nya Pak tua penjual wedang jahe itu di sana. Membuat Merry bertanya-tanya. "Kemana Pak tua itu?" tanya Merry pada diri nya sendiri. Mata nya masih fokus menatap ke depan lurus, sambil mengendarai motor nya.

"Kau telat lagi, Merrya!" cetus Daniel yang sudah standby di kediaman nya.

Merry menunduk pasrah.

"Apa kau tidak bisa tidur semalaman hanya karna kejadian kemarin." tanya Daniel.

Merry terkejut mendengar nya dan gugup.

"Tidak, Daniel."

"Hmm. Kau berbohong lagi. Sudah ke tiga kali nya kau berbohong." ucap Daniel seraya mencatat kebohongan nya ke dalam sebuah buku.

Dasar orang aneh! Ngapain juga pake acara di tulis-tulisin segala di buku nya. Sudah seperti malaikat pencatat amal buruk saja! Umpat Merry dalam hati. Benar-benar manusia kurang kerjaan! Umpat nya kemudian.

"Kenapa diam? Cepat katakan sesuatu, agar kau terhindar dari hukuman oleh karena kau telat lagi hari ini !"

"Maafkan saya, Pak Daniel." ucap Merry.

Daniel terdiam sejenak sambil menatap nya dalam-dalam, lalu berdecak. "Sudahlah lupakan saja! Kali ini aku memaaf kan mu. Karena kemarin kau sudah mau menemani ku." ucap Daniel. "Bagaimana dengan tempat itu? Apa kau suka?" tanya Daniel kemudian.

BELIEVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang