CAPTER 23

4K 147 17
                                    

Aku ingin tetap bersama mu..
Melewati hari demi hari tanpa air mata kesedihan yang telah membuat hidup ini terasa begitu berat. Jika kita bersama, yakin lah semua nya akan baik baik saja.

CINTA...

Ketika hati tak dapat menjelas kan lagi tentang apa yang ia rasakan. Mungkin hanya Tuhan lah satu satu nya pengharapan yang utama, agar dapat mengobati hati hati ciptaan nya yang patah oleh karena cinta.

3 Hari bekerja di Bar itu terasa membuat Merry seperti tertekan.
Permintaan maaf Adrian terhadap Merry waktu itu sudah di terima, karna Gladis lah yang sudah menjelas kan nya kepada Merry. Bahwa sebenar nya tidak ada maksud jahat Adrian terhadap Merry. Ia hanya ingin mengetes nya saja. Jadi Merry memutus kan untuk mau kembali bekerja di Bar milik Adrian.

Setelah Adrian benar benar tau bahwa Merry memang perempuan baik baik, membuat Adrian begitu menyesali nya atas semua kata kata yang menyakiti Merry tempo hari.

Namun pekerjaan itu membuat nya sangat tidak nyaman dan merasa tidak betah. Tak bisa bebas bergerak. Bahkan bertingkah sedikit saja sudah banyak lelaki yang memperhati kan nya. Merry pun sering di buat jengkel oleh laki laki yang ingin di temani ngobrol dengan nya.

Ingin sekali Merry keluar dari Bar itu, ia benar benar merasa tidak nyaman. Ia ingin kembali bekerja dengan Daniel.

Bagaimana kabar mu Daniel...? Batin Merry ketika dia sedang duduk melamun di samping Gladis. Ia merasa tidak enak badan pula. Sementara Gladis sedang sibuk bergurau dengan laki-laki sebelah nya.

Hampir setiap hari Merry kepikiran Daniel. Memikir kan nya membuat nya tidak semangat untuk bekerja. Hati nya begitu hampa.

Ketika Merry memikir kan Daniel rasa nya ingin menangis. Sulit memang untuk menjelas kan rasa sakit nya. Hanya Merry yang tahu bagaimana rasa nya.

Ingin sekali Merry bertanya kepada Adrian tentang keadaan Daniel, tapi itu sangat mustahil.

Merry meraup wajah nya dengan tangan, saat pikiran nya mulai kacau. "Glad, aku ke toilet dulu yah." izin Merry. "Ok!" sahut Gladis tersenyum.

Merry berdiam diri di depan cermin wastafel. Beberapa perempuan baru saja keluar dari ruangan toilet membuat toilet itu kembali sepi hanya ada Merry seorang.

Sepasang mata Merry menatap wajah nya sendiri di kaca dengan datar namun lama lama wajah nya mengkerut menahan tangis yang sudah tak sabar ingin di keluar kan dari tadi. Suara tangis yang tertahan itu terdengar begitu menyakit kan bagi nya.

Tangan nya bergetar lemah, seprti terasa sangat memilukan apa yang di rasa kan saat ini.

Beberapa kali dia berdesis menarik nafas nya dan mengusap air mata yang membasahi pipi.

Karna saking tak tertahan kan lagi rasa sedih nya, Merry berjongkok dan menyembunyi kan wajah nya di atas lutut, menangis tersedu.

"Danielll...aku rindu..." gumam nya dengan suara parau.

Tiba tiba seorang laki laki berdiri di dekat nya membuat Merry terkejut dan segera menghentikan tangisan nya yang masih terdengar sesenggukan itu.

"Bangun lah! Kau tidak perlu sesedih itu." ucap nya.

Merry langsung menoleh nya ketika suara yang tak asing itu muncul. Benar benar sangat tidak di percaya dengan apa yang ia lihat saat ini. Merry tercengang menatap nya dengan posisi masih berjongkok.

"Daniel..." gumam Merry. "Benar kah itu kau?" tanya nya mencoba memperjelas.

Daniel tersenyum hanya tersenyum tak berkata lagi. Merry langsung berdiri dan memeluk nya sangat erat.

BELIEVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang