CAPTER 10

6.2K 183 3
                                    

Tau kah kau bagaimana perasaanku...?
Jika aku berhenti sampai disini
Aku takut akan mati terkubur oleh tumpukan-tumpukan rindu.
Rindu itu menyiksa, jadi biarkanlah hanya aku yang rindu, kamu jangan.

"Apa yang kau lakukan di sini, Merry?" tanya Daniel seraya melepas kan pelukan Pak tua. Ia berdiam diri tercengang tak percaya begitu pula dengan Pak tua yang terkejut, ternyata mereka sudah saling kenal.

"Harus nya aku yang nanya, kenapa kamu di sini?!" Merry balik nanya ketus seraya bersidekap membuang wajah nya ke samping dengan mata yang masih melirik ke arah Daniel, tajam.

Daniel mendengus, ia merasa tidak akan mungkin mendapat kan respon yang baik dari Merry, karna dia masih marah kepada nya.

"Ayah kenal dengan perempuan jelek itu?" tanya Daniel sekaligus mengejek yang sebenar nya ejekan itu lebih condong pada kalimat lawan kata nya Jelek berarti cantik. Tapi kalimat 'Jelek' sudah membuat Merry merasa tersinggung. Mata nya membelalak dengan bibir yang sudah membulat sempurna.

"Ya, Ayah mengenal nya. Apa kalian sudah saling kenal?" ucap Pak tua.

"Tidak." sahut Daniel.

Merry melotot tajam ke arah Daniel.

"Tapi, kenapa kalian tau nama masing-masing, sedang kan saya belum memberitahu."

Daniel akhir nya menyerah, karna dia tidak ingin membohongi Ayah nya. "Dia bawahan saya, Ayah."

"Ayah..." gumam Merry tidak percaya. "Apa dia anak mu Pak tua?" tanya Merry kemudian.

"Nggak usah di kasih tau, Ayah! Dia kan orang nya kepo. Biarkan dia mati penasaran!" suruh Daniel sambil tersenyum jahat.

Merry mendelik.

Pak tua tersenyum dan menyetujui perintah Daniel.

Kali ini Merry merasa benar-benar terpojokan. Daniel selalu menang di atas nya membuat perempuan cantik itu buru-buru pergi menghampiri motor nya sambil menggumam, "lebih baik aku pulang!"

"Jangan pulang dulu, Neng!" cegat Pak tua, namun Merry tidak perduli dan tetap menaiki motor nya.

Tiba-tiba motor Merry tidak bisa menyala. Entah ada masalah apa pada mesin motor nya atau kehabisan bensin, membuat jantung nya berdegup cepat menahan malu. Astaga ini motor kenapa, sih!!! Malu-maluin aja di saat seperti ini, ck. Dumal Merry dalam hati. Kemudian langsung turun dari motor nya untuk mengecek apakah bensin nya masih ada atau memang sudah habis. Meski sedikit salah tingkah karna Daniel dan Pak tua masih berdiam diri memperhatikan nya.

Sebelum mengecek isi bensin nya, Merry menjulurkan lidah nya ke arah Daniel dengan rasa kesal, membuat Daniel mengerut kan dahi nya.

Merry menggoyang-goyang kan motor nya dengan tujuan mendengar kan keberadaan isi bensin di dalam sana. Ia sedikit mendengar bensin yang masih tersisa, tapi untuk lebih memastikan nya Merry segera mengambil ponsel dan menyala kan center nya menyinari ke arah lubang tempat penyimpanan bensin.

Mata Merry menyipit sebelah yang berhasil menembus ke dalam lubang itu. Ternyata bensin nya masih cukup banyak. Merry diam sjenak, berfikir untuk mencari tau masalah apa yang terjadi pada motor nya.

Tiba-tiba dering ponsel Pak tua berbunyi hingga membuat Merry dan Daniel menoleh cepat ke arah Pak tua yang sudah mengangkat telephone nya.

Hallo.

...?

Apah!!!

...?

Baik! Baiklah, saya akan segera pulang.

BELIEVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang