CAPTER 25

4.9K 131 3
                                    

Aku mencintai mu.
Kau tidak perlu banyak bertanya.
Karna aku lebih suka banyak bertindak sedikit bicara.
I love you.




Merry duduk di samping bangsal pasien tempat nenek nya berbaring. Wajah nya lesu sambil menikmati lamunan nya, memandang sang Nenek sedih. Makin hari tubuh Nenek nya semakin mengurus. Kondisi nya semakin membuat Merry sendiri merasa takut kehilangan.

Gemuruh petir terdengar pagi ini tepat pukul delapan. Karena biaya rumah sakit yang cukup menguras dompet membuat nya harus irit. Makan cukup dua kali sehari. Siang dan malam. Tanpa sadar tangan kanan Merry mengusap lambat perut nya yang berbunyi seraya meringis karena lapar.

Sejenak ia menumpukkan dagu nya di atas lengan nya yang di tidur kan di atas kasur. Merry melamun mencoba membawa otak nya untuk memikir kan Daniel. Hanya dengan memikir kan nya ia rasa cukup untuk mengganjal rasa lapar yang sejak tadi mengganggu nya.

Beberapa kali Merry mengulum senyum ketika teringat peristiwa romantis malam itu bersama Daniel. Ia benar benar tidak menyangka bahwa orang seperti Daniel bisa bersikap semanis itu. Rasa nya Merry ingin terus tetap dengan nya. Tapi kondisi Nenek nya tidak bisa membuat nya hidup dengan bebas untuk saat ini.

Merry duduk tegap meraih tangan sang Nenek dan mengusap lembut penuh kasih sayang.

"Nek...sekarang, Merry sudah sedikit merasa bahagia. Karna apa? Karna, Daniel sudah kembali lagi." ucap Merry seraya tersenyum tipis. "Kau tahu, Nek. Sekarang, kami sudah resmi berpacaran. Merry yakin Nenek pasti sangat bahagia mendengar nya. Tapi..." Merry diam sejenak.

Wajah nya terlihat sedih, murung dan tidak bersemangat. Kedua bola mata Merry kembali mengurai kan air mata. Mengalir cepat melalui pipi nya. "Tapi kebahagiaan Merry kurang lengkap tanpa kesembuhan Nenek." lanjut nya. Kedua tangan Merry membawa tangan sang Nenek yang masih di pegangi oleh nya menyentuh di kening nya.

"Nenek harus bangun... Ayo kita nikmati kebahagiaan ini bersama sama. Aku rindu sekali dengan mu Nek. Rindu senyuman mu, rindu belaian tangan mu, rindu pelukan mu dan rindu bercerita dengan mu."

Tiba tiba seseorang mengetuk pintu dari luar ruangan. Merry yang sedang menangis itu tersentak, menoleh cepat ke arah pintu seraya mengusap airmata nya sedikit kasar. Sejenak ia diam bertanya-tanya dalam hati tentang siapa orang itu.

Tak lama waktu berselang ketika ketukan pintu itu kembali terdengar, Merry segera beranjak berjalan untuk membuka kan pintu.

Sepasang mata nya di kejut kan dengan kedatangan Daniel pagi ini yang membawa keranjang berupa parsel buah.

"_Hay." sambut Merry seraya tersenyum kaku.

"Pagi pacar ku." sapa Daniel sambil tersenyum sangat manis. "Aku ingin menjenguk Nenek mu." ujar Daniel.

"Masuk lah!" ajak Merry di ikuti oleh Daniel dari belakang. Pintu otomatis tertutup dengan sendiri nya.

Langkah Daniel memelan ketika menghampiri sang Nenek dan berhenti tepat di samping bangsal lalu menatap nya sedih. Sesaat dirinya terdiam hanya memandangi sang Nenek saja. Begitu pula Merry yang sedang berdiri di samping Daniel.

"Pagi Nek. Daniel datang karna rindu Nenek. Kenapa Nenek bisa sampai begini? Apa semua ini karna Daniel? Karna Daniel yang sempat melukai cucumu Nek?"

Merry melirik Daniel seraya mencubit pelan lengan Daniel. Daniel tidak memperdulikan nya karna memang Daniel sedang benar-benar sedih bukan sedang ingin bercanda.

Meskipun dia bukan Nenek nya tapi Daniel sudah menganggap nya nenek nya sendiri dan juga calon mertua yang perlu Daniel perhatikan seperti Daniel memperhatikan Merry. Bahkan Daniel pun telah merasa rindu karna sudah lama tidak mengobrol bersamanya.

BELIEVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang