CAPTER 13

5.7K 174 5
                                    

Kau tahu,
Kesunyian yang selalu menyelinap di tengah keheningan malam ku...
Membuat ku tak bisa berhenti untuk berfikir,
Benar kah ini CINTA...


Daniel dan Merry telah menghadap sang Nenek, duduk berdampingan di sebuah kursi. Sang Nenek yang masih duduk diam menatap mereka dengan tatapan mengintrogasi, membuat Merry tegang dan gugup, lain hal nya Daniel yang bersikap biasa saja.

Bagi Daniel menghadapi permasalahan seperti ini sudah biasa bagi nya. Kalau tidak begitu bagaimana dia bisa menghadapi wanita wanita cantik dan sexy di luar sana yang sudah menemani nya setiap di perlukan sebagai obat penenang jiwa.

"Kemana saja kalian? Dari semalam tidak pulang lalu pergi lagi hingga sesore ini?" tanya sang Nenek masih dalam posisi duduk nya di kursi roda.

"Tadi Merry ke rumah ku, Nek." jawab Daniel pelan.

"Ngapain aja sampe sesore ini?"

"Merry merawat ku yang sedang sakit, tapi sekarang aku sudah membaik berkat Merry." jelas Daniel apa ada nya.

"Jadi kamu sakit?" tanya Nenek tersentak.

Daniel mengangguk lambat, Merry yang masih membisu kini melirik Daniel.

Daniel sangat mengerti bahwa sang Nenek sangat mengkhawatir kan cucu nya, sangat menyayangi cucu nya, mungkin karna Merry sudah tidak punya orang tua lagi di bumi.

"Kenapa kamu tidak bilang sama Nenek, Merry? Kalo Nenek tau kamu merawat Daniel yang sedang sakit, Nenek tidak akan sekhawatir ini."

Daniel melirik Merry seperti ingin mengatakan sesuatu yang sangat penting tapi di tahan oleh Daniel. Dia akan membicarakan nanti setelah Nenek nya pergi.

"Maafin Merry, Nek." ucap Merry pasrah.

Sang Nenek menghela nafas lalu memegangi kepala nya. "Merr, kepala Nenek pusing sekali. Seperti nya Nenek juga sakit. Antar kan Nenek ke kamar yah!" pinta sang Nenek.

"E_biar saya saja, Nek!" serobot Daniel yang langsung memegang gagang kuri roda itu.

Merry ikut bangun lalu mendorong Daniel agar ia minggir. Merry ingin mengantar kan Nenek nya ke kamar bukan hanya Daniel saja. Hingga akhir nya mereka saling dorong mendorong dan ribut.

"Ihhhh!!!! Aku aja! Aku kan cucu nya." cetus Merry sambil mendorong Daniel ke samping.

"Ih, aku aja! Aku kan laki-laki."

"Apa hubungan nya sama laki-laki coba?"

"Laki-laki itu harus berguna, paham..." ucap Daniel seraya mendorong kening Merry ke belakang dengan jari telunjuk nya pelan hingga membuat Merry diam cemberut untuk mengalah.

"Sudah...sudah..., barengan aja nganterin nya. Nenek sudah sangat pusing. Nenek ingin tidur." ucap sang Nenek yang membuat Merry langsung melempar tangan kiri Daniel yang sesang memegang gagang kursi roda.

Merry melirik sinis ke Daniel sambil menjulur kan lidah nya. Akhir nya mereka berdua memegang gagang kursi roda satu-satu biar adil menurut sang Nenek.

Daniel mengernyit kan bibir nya malas.

Mereka berjalan menuntun kursi roda ke kamar sesuai dengan keinginan sang Nenek, namun ke dua nya saling lirik sinis.

Setelah mengantar Nenek nya ke dalam kamar Merry duduk di pinggir tempat tidur, sedang kan Daniel berdiri di samping Merry, memandangi mereka.

"Nek...Merry nggak mau Nenek sakit lagi. Maafin Merry yah, sekarang Merry jadi tidak begitu memperhatikan Nenek. Merry sibuk dengan kegiatan sendiri. Merry sangat menyayangi Nenek." ucap Merry lalu memeluk Nenek nya yang sudah terbaring di tempat tidur.

BELIEVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang