CAPTER 17

4.3K 138 4
                                    

Hei kau
Aku?
Ya!
Kenapa?
Jangan ganggu pacar ku!


Daniel mendorong kasar tubuh Merry untuk masuk ke dalam mobil nya seperti seorang penjahat yang hendak menculik seorang gadis berparas cantik itu.

Wajah nya yang masih merah padam memandang kaku ke satu arah sambil berjalan untuk membuka pintu kemudi lalu menghempas kan pintu itu dengan keras membuat Merry tersentak, sedikit membuat bahu nya terangkat.

Sesaat Daniel diam mengangambil pandangan lurus masih dalam diam menahan rasa emosi agar tidak membuncah yang dapat membuat Merry semakin merasa ketakutan.

Kemudian Daniel mendengus sebelum mata nya mencuri pandangan pada wajah Merry yang saat ini sedang menatap lekat diri nya dengan tatapan tajam.

"Aku harap kau tidak akan melakukan perbuatan memalukan itu lagi di kemudian hari." ucap Merey yang masih saja fokus menatap nya.

Bukan nya mencoba mengerti dan memahami apa yang di kata kan oleh Merry justru yang di laku kan nya hanya memberi kan seulas senyum, memicing kan ujung bibir nya.

Merry yang masih bisa melihat expresi Daniel membuat gigi nya bergemelutuk hebat lalu menghela nafas, mengatur nya agar bisa lebih sedikit tenang. Dia yakin bisa mengatasi nya daengan baik.

"Kau sudah dewasa, jadi kau harus bisa berfikir. Lagi pula, kenapa kau harus marah? Apa hak mu memarahi ku, hah!" tuding Merry hingga membuat Daniel menoleh nya cepat dengan tatapan keras.

"Jelas aku punya hak! Aku atasan mu, jika terjadi sesuatu dengan mu apa yang harus aku laku kan?"

"Tapi kau terlalu berlebihan. Aku tidak suka itu! Atau jangan-jangan_" Merry terhenti, membuat Daniel gugup seketika menunggu penasaran kalimat apa selanjut nya yang akan Merry katakan.

Dia berharap Merry tidak seenak nya saja memilih berasumsi sendiri, menganggap nya sebagai seorang pecundang yang tidak berani mengatakan segala perasaan nya selama ini.

"Jangan-jangan apa?! nggak usah sok tau deh!" Daniel memilih untuk lebih cepat bertanya seolah olah memberitahu kan kepada nya bahwa dia tidak suka dengan kata kata Merry yang seenak nya saja keluar dari mulut nya.

Sebelum kata kata itu keluar Daniel lebih dulu mencuri star agar Merry mengurung kan niat nya untuk mengata kan bahwa Daniel telah mencintai nya diam-diam, namun Merry merasa itu tidak mungkin setelah barusan Daniel melontar kan kata-kata menyebal kan.

"Ah, sudahlah lupakan! Aku malas debat dengan mu. Buang buang tenaga!" ucap Merry kemudian sembari mengibas malas tangan nya di depan muka nya sendiri untuk mengalih kan pembicaraan nya barusan seraya membuang pandangan kedepan.

Daniel masih diam menatap Merry dengan wajah mengeras lalu membawa nya pergi.

"Langsung pulang! Aku tidak ingin mampir-mampir kemana pun!" sergah Merry yang seolah-olah dapat membaca pikiran Daniel tanpa perlu harus berbasa basi terlebih dahulu.

Daniel hanya mendengus kesal setelah melirik nya sebentar lalu kembali fokus mengemudi mobil nya dengan kecepatan stabil.

Kedua nya saling diam di sepanjang perjalanan. Hanya lamunan kosong di kepala nya, entah apa yang harus di pikir kan selain memandangi jalanan, mungkin dirasa itu lebih baik bagi Merry ketimbang berbicara dengan laki-laki di sebelah nya saat ini yang hanya akan menciptakan keributan.

Merry juga merasa aneh dengan sikap Daniel akhir-akhir ini terhadap diri nya. Setiap kali ia dekat dengan laki-laki lain Daniel selalu saja marah-marah dan tidak suka. Ia fikir tidak ada salah nya jika menciptakan asumsi sendiri bahwa Daniel telah cemburu kepada nya.

BELIEVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang