PART 32

3.3K 104 3
                                    

Semakin hari semakin Aku mencintai mu...
Rasa sayang ini semakin menumpuk...
Jangan coba coba meninggal kan ku atau kau akan melihat aku mati terkubur oleh rindu.



Pagi hari Merry datang ke pemakaman keluarga nya dengan Daniel. Mereka terlihat kompak dengan memakai pakaian warna hitam.

Merry terlihat sangat sedih meski pun sudah tidak ingin menangis lagi. Ia berjongkok sambil memegang nisan Ibu nya sementara Daniel berdiam diri di sebelah nya dengan memakai kacamata warna hitam.

Sudah sejak semalaman Merry tidak bisa tidur karna mimpi bertemu dengan keluarga nya. Dalam mimpi itu mereka berbicara tapi tidak terlalu jelas, mereka menyuruh Merry untuk selalu bersabar dalam menghadapi cobaan hidup. Setelah itu mereka pun pergi menjauh dan hilang.

"Mah, pah..." Merry menyebut kedua orang tua nya. "Kalian tenang lah di alam sana. Merry baik baik saja. Merry bahagia di sini. Meski pun terkadang Merry merasa sedih jika teringat kalian, apalagi ketika sedang melihat lihat foto kelurga. Tapi sekarang Merry sudah sedikit tenang, karna apa? Karna ada Daniel orang yang sangat Merry cintai." Merry mendongak menatap Daniel seraya memegang tangan Daniel dan tersenyum tulus begitu pula dengan Daniel.

"Kalian jangan khawatir, karna sekarang ada Dia yang menjaga ku dan melindungi ku. Untuk pesan kalian dalam mimpi itu, Merry mengerti dan Merry akan selalu sabar dan kuat untuk menjalani hidup ini." ucap Merry kemudian sambil tersenyum namun kedua mata nya berkaca kaca memandangi kuburan Ayah, Ibu, Kakek dan juga Nenek nya. Kuburan itu berjejer sehingga tidak menyulit kan nya untuk mengunjungi pemakaman keluarga tanpa harus berpindah pindah tempat.

Danel mengusap lembut bahu Merry lalu ikut berjongkok di seblah Merry ingin mengatakan sesuatu kepada keluarga nya. Merry terdiam melihat nya.

"Om dan Tante. Perkenal kan saya Daniel Feliando sekaligus saya adalah pacar nya Merry anak kalian yang sangat cantik."

Merry tersenyum tulus mendengar dan melihat nya.

"Saya berharap, kalian merestui hubungan kami yang suci dan saling mencintai ini. Saya berjanji akan selalu menjaga dan melindungi nya seperti kalian ketika masih hidup. Saya sangat mencintai anak kalian. Dia anak yang baik, saya yakin kebaikan nya karna menurun dari kalian dan saya juga rindu Nenek." Daniel memandang kuburan sang Nenek sekilas. "Nenek yang begitu baik pada ku. Nenek yang sudah saya anggap seperti Nenek sendiri. Aku merindukan mu, Nek. Terimakasih karna sudah merestui hubungan kami sebelum nya."

Air mata Merry mengalir mendengar kata kata nya. Ia merasa ingin kembali mengulang kejadian, peristiwa indah ketika Nenek nya masih hidup. Karna memang benar, kenyataan nya sang Nenek selalu saja mengharap kan Daniel untuk bersama dengan nya hingga terkadang Merry merasa cemburu karna jika Daniel sedang dekat dekat dengan nya membuat kasih sayang yang Nenek berikan untuk nya menjadi berkurang.

Daniel menoleh ke arah Merry dan menangkap basah Merry yang sedang menangis tanpa suara dengan sedikit tersenyum tipis. Daniel pun tersenyum lalu memeluk Merry dari samping.

"Lihat lah, Nek. Cucu mu ini masih tetap sama. Cengeng." mereka tertawa kecil memandang makam sang Nenek. "Tapi aku sangat mencintai nya, Nek." ucap nya kemudian. "Dan aku tidak ingin kehilangan nya."

Merry diam terharu dan tersentuh hati nya lagi lagi airmata nya mengalir.

"Aku yakin kami akan bahagia dan selalu bersama sama seperti ini." ucap Daniel begitu yakin namun berbeda dengan Merry, ada rasa cemas yang selalu mengganggu nya.

Apa mungkin kita akan tetap seperti ini Daniel. Aku pun jauh lebih takut kehilangan dirimu. Rasa takut ku jauh lebih besar daripada rasa takut mu. Lihat lah aku ini, aku yang sebatang kara dan hanya menggantung kan hidup ku kepada mu. Ucap Merry dalam hati nya.

BELIEVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang