CAPTER 15

5.2K 162 1
                                    

Ketika langit menetes kan air hujan
Aku seperti menemukan hal baru.

10:00 Wib.

Seperti hujan yang kadang di rindukan hadir nya. Suara angin yang lembut kini telah menyapu air mata yang hangat di pipi perempuan cantik bernama Merrya Natasya.

Di hari tepat meninggal nya kedua orang tua nya, ia begitu sedih bersimpuh di samping kuburan di temani Nenek nya.

Suara isak tangis Merry terdengar begitu memilukan di hati sang Nenek, ia mengerti betapa rindu nya anak itu, betapa ia ingin merasakan kasih sayang dari orang tua seperti layak nya anak anak yang lain nya.

Airmata Merry terus saja mengalir tak tertahan kan lagi, dengan bercerita begitu banyak mengenai perjalanan hidup nya selama ini, tangan nya yang lemah itu memegangi kayu nisan bertulis kan nama ibu nya 'Anjani'.

Sayup sayup angin yang lembut terobek oleh isak tangis nya di pagi ini. Pagi yang mendung seperti biasa nya, karna memang sedang musim hujan.

Tepat hari minggu ini, Merry ingin menghabis kan waktu nya di pemakaman kedua orang tua nya. Tapi sang Nenek memaksa nya untuk pulang karna sebentar lagi hujan akan turun.

"Mah...Merry rindu Mamah sama Papah, hati ku sakit jika mengingat kepergian kalian yang begitu cepat. Mah...Pah..., hidup Merry terasa tidak lengkap, terasa kurang sempurna tanpa kalian. Kenapa sih kalian ninggalin Merry duluan ketimbang Merry. Apa kalian nggak seneng punya anak seperti Merry?" ucap Merry sambil menangis, menunduk dan bersimpuh seperti tiada daya.

Sang Nenek yang mendengar keluhan cucu nya hanya bisa menahan tangis, menutup mulut nya dengan tangan.

Dada sang Nenek terasa sangat sakit dan sesak, di tambah jika ia mengingat diri nya yang tidak sehat dan sering kambuh sakit sakitan. Ia tidak tega jika harus meninggal kan Merry sendirian di bumi. Hidup nya pasti akan jauh lebih menderita dari sebelum nya.

Siapapun orang nya yang mengalami kisah hidup seperti Merry pasti akan merasakan hal yang sama dengan nya. Ya! Rindu itu memang sangat berat apa lagi rindu terhadap seseorang yang sudah tidak ada di dunia ini, yang tidak akan pernah bisa berjumpa kembali sampai kapan pun.

Sang Nenek ingin memberikan segala nya untuk Merry, ingin menyayangi nya sepenuh jiwa dan raga sekaligus menjadi pengganti kedua orangtua nya.

Maka dari itu, sang Nenek sangat mengingin kan Merry punya kekasih, agar ia tidak hidup lebih kesepian lagi. Jika ada cinta semua nya dapat merubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik kenapa tidak.

"Merry...ayok pulang!" ajak sang Nenek.

"Nggak mau, Nek. Nenek pulang aja dulu, biar bang Arya yang nganterin Nenek. Merry bisa pulang sendiri nanti." tolak Merry. "Bang Arya! Tolong antar kan Nenek pulang yah!" panggil Merry seraya menyuruh nya.

"Iya, Merr." sahut Arya yang langsung berjalan mendekati sang Nenek untuk menuntun kursi roda nya.

Arya adalah tetangga Merry kebetulan dia punya mobil, jadi bisa mengantar kan Merry dan Nenek nya ke kuburan yang lumayan jauh dari rumah.

"Baiklah, Merr. Tapi, kamu jangan lama-lama yah pulang nya. Sebentar lagi hujan, Nenek khawatir kamu kenapa-kenapa." ucap Nenek sambil mengusap lembut bahu Merry.

Merry mengangguk dengan masih menyisakan airmata di sekeliling mata nya yang telah basah.

Sang Nenek akhir nya pulang dengan menyembunyi kan isak tangis nya, membuat Arya ikut merasa sedih dengan keadaan mereka.

Merry pun kembali memandang sayu kuburan orang tua nya. Kuburan yang ber jejer itu adalah Ayah dan Ibu nya.

Mengingat kenangan dulu membuat Merry harus kembali menangis dengan tersedu. Ia memeluk kuburan Ibu nya dengan rasa sesak yang teramat sangat memilukan di dada.

BELIEVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang