Sandy Sandoro - Malam Biru
"GOAL!!!!!" Suara cempreng Rajas menggema seisi ruangan. Lelaki yang duduk di atas karpet itu mengangkat joystick PS lalu menyikuti Tamam berulang kali.
"Enaknya diapain nih si behel?" Eja tiba-tiba bersuara, cowok itu mengeluarkan sebungkus mie dari lemari dapur.
Tamam langsung mendelik sinis ke Eja, memang dasar pengkhianat!
"Oh! Gue ada edi!" Seru Kievlan diikuti senyum iblisnya, tentu ia tidak pernah kehabisan cara untuk membully Tamam. (Edi: ide)
"Gue gak kalah, men. Gue ngalah."
Padahal, Permainan Winning Eleven ini Tamam lah yang mengusulkan, tetapi dia yang kini kalah. Laki-laki berbehel itu menyilangkan tangannya, masih gak mau ngaku kalah.
Peka terhadap kode yang Kievlan berikan, Rajas langsung merogoh sakunya mengambil benda ajaib, yakni lipstick milik kakaknya--- yang ia curi. Dengan bibir dipenuhi lipstick, Rajas tersenyum jahat ke arah Tamam.
Secepat kilat ia menangkupkan wajah Tamam. Sontak Tamam memberontak, saat bibirnya dipolesi lipstick, bahkan mengenai behelnya. "Tang! Bracket gue, anj-"
Romantis sekaligus menajiskan.
"Cocok deh kalian!"
"Komuk juga mendukung!"
"Bracket gue kena nih pasti!" Tamam menggosok bracket behelnya dengan ibu jari. "Sumpah lu ya, Tang!"
"Kan lo kalah?"
"Bukan kalah, tapi ngalah!" Masih juga si Tamam gak terima.
"Dih? Dia kalah gak nih, men?" Rajas mengibaskan kedua tangannya ke arah Eja dan Kievlan, seolah dia minta dukungan, tapi dua anak itu hanya menyumbang tawa di tempatnya.
Kievlan kembali duduk di sofa black metallicnya sambil menyesap kopi luwaknya. Bisa dibilang, malam ini cukup menyenangkan baginya lantaran ketiga sahabatnya menginap di apartemennya.
Setidaknya Kievlan tidak perlu menghabiskan malamnya di tempat hiburan malam. Karena, ia memang menyukai keramaian, dia merasa begitu hidup di tengah keramaian.
Sudah setahun lebih, dia hidup seperti ini. Sendirian. Kievlan tidak suka sepi, hening, atau apapun itulah tetek bengeknya.
Setiap kali Kievlan dirundung rasa sepi, muncullah sebuah rasa yang tidak mengenakkan itu. Rasa hampa itu. Hampa yang tidak bisa ia deskrispsikan secara detail, yang jelas sangatlah menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BHC #1] Naif | ✓
Teen FictionCompleted | Teenfiction-romance comedy [Private acak. Follow dulu sebelum baca] ❝𝙏𝙝𝙚 𝙩𝙞𝙢𝙚 𝙬𝙝𝙚𝙣 𝙞'𝙢 𝙤𝙣𝙡𝙮 𝙨𝙚𝙚𝙞𝙣𝙜 𝙝𝙪𝙢𝙖𝙣𝙨 𝙣𝙤𝙩 𝙝𝙪𝙢𝙖𝙣𝙞𝙩𝙮 ❞ _____________________________________________ Seperti yang kita ketahui. Di...