[BHC #1] Naif | ✓

8. Ambigu

Sori gue repub karena kesalahan yg cukup fatal wkwkw

Finding Hope - 3 AM

"Jangan diliatin mulu, iritasi ntar mata lo."

Ghazi menyikut cowok berlesung pipi di sebelahnya. Malas mengelak atau menanggapi ucapan sahabatnya. Sebab, Rendy hapal tabiat Ghazi yang minim pengalaman hal percintaan. Tangan kanan Rendy merangkul bahu Ghazi, bersiap memberi wejangan.

"Man, kalo lo udah fix sama yang ini. Ya tunggu apa lagi?" Rendy kembali berkomentar. Kali ini ikut memperhatikan gadis yang sedang ketawa-ketiwi dengan ketiga temannya di balkon kelas. "Lo chattingan sama dia?"

Mata mereka tertuju pada gadis yang paling pinggir diantara ketiganya. "Gue bingung ngatur startnya, Ren," jawab Ghazi.

"Nanti pulang sekolah jangan pulang dulu, tunggu gue di kantin depan." Rendy kembali bersuara setelah jeda empat detik.

"Mau ngapain?"

Rendy melepas rangkulan. "Udah deh nurut aja."

"Bukan gitu. Gue gak bisa kalo pulang sekolah. Gue harus urus makalah, Ren."

"Yaudah, besok pulang sekolah. Jangan ngelak lagi lu."

Bel istirahat sudah berbunyi sejak enam menit yang lalu. Sambil menunggu kedatangan kedua temannya yang masih mengantre makanan, Anika dan Estrella menonton video cover Ghazi-Giska di ponsel Giska.

"Fix sih ini, Gis," kata Anika saat dilihatnya Aci dan Giska meletakkan semangkok bakso dan sepiring sate padang di depannya.

"Fix apanya?" Giska mengaduk rata bumbu sate padangnya. "Hape gue mana?"

Anika menyodorkan ponselnya ke Giska yang duduk di depannya. Tangan kiri perempuan berambut lurus itu menyangga kepalanya, sedangkan yang kanan menarik gelas es tehnya mendekat. "Gak mungkin kalo dia gak ngerasain something sama lo."

"Iya, aku setuju." Estrella berhenti menyeruput jus apelnya. "Kadang dia juga kayak suka curi-curi pandang ke arah kamu."

"Guys, gue dan dia cuma cover lagu, we're just friends. Technically."