27. Sisi Lain

3.1K 311 32
                                    

maap telat, maap panjang :(

yuk tekan pattrick orange-nya! <3

Payung Teduh - Menuju Senja

" Aku bener-bener minta maaf ya soal tadi, gara-gara aku kamu diserang kayak gitu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


" Aku bener-bener minta maaf ya soal tadi, gara-gara aku kamu diserang kayak gitu."

Selama mengatakan itu, Estrella terus menunduk, menghindari mata Giska.

"Kok lo yang minta maaf?" Giska meraih tangan Estrella, mencoba menenangkan temannya. Namun, temannya masih tertunduk, raut wajahnya penuh penyesalan. "Lo gak salah apa-apa. Cuma yah gue akuin gue kurang suka sama tabiat gebetan lo."

Menggenggam tangan Estrella begini, ia jadi teringat kejadian UKS tadi, sial. Kenapa sekarang ia merasa berdebar-debar sendiri?

"Tapi, aku gak mau gara-gara ini kamu marahan sama aku. Jangan sampe kita selekan yah, Gis."

Giska tertawa. Estrella, kapan lagi gue punya sahabat sebaik dan sepolos lo?

"Selekan? Nggak, lah, El. Lo itu sahabat gue, itu gunanya sahabat kan? Selalu ada ketika ups and downs,"

"Tapi kamu tetep mau sahabatan sama aku kan?"

Giska mengangguk, masih tertawa.

"Kita tetep sebangku kan? Kamu gak pindah ke tempat lain?"

Giska menggeleng, dengan sisa tawanya.

"Pokoknya terlepas dari masalah apapun, Giska dan Estrella tetap bersahabat dan jadi temen sebangku. Sampe lulus. Catet tuh."

Gerakan tangan Estrella yang hendak merengkuh tubuh Giska terjeda ketika dilihatnya sosok laki-laki berjalan ke arah meja mereka.

"Wir, pinjem hape lo."

Giska terperangah saat suara Kievlan dan colekan kecil dari jarinya itu membuat ia berpaling dari Estrella yang di sebelahnya. Ia tidak tahu kalau Kievlan ternyata berdiri di sebelahnya.

"Buat?" Giska menyipitkan matanya, tanda menyelidik.

"Pinjem." Kievlan menatap Giska lurus-lurus, tanpa melihat Estrella yang duduk di sebelah gadis itu sama sekali.

"Buat apa dulu?"

"Ck, udah, sih." Tangan kanan Kievlan menggosok tengkuknya gusar. Sedang yang kiri, terulur masih menadah. "Gak bakal gue apa-apain."

Ragu-ragu Giska menyodorkan benda itu ke Kievlan, setelah menerima benda itu, Kievlan berjalan ke arah pojokan pintu, satu tangannya berkacak pinggang dengan satu tangan dan tangan yang lain masih menempelkan ponsel ke telinga.

Giska mengamati Kievlan dari tempatnya, lalu berpaling ke Estrella lagi. "Dia kok numpang nelpon orang pake hape gue ya, El?"

"Mungkin hape dia low?"

[BHC #1] Naif | ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang