48. Persimpangan

2.5K 286 127
                                    

Sumpah demi apa part ini tolong siapin batako buat nonjok.

Part ini lebih pendek dari sebelum-sebelumnya, karena aku... lagi gak bisa ngetik panjang

Aku lebih cepet ye updatenya dibanding sebelumnya huhee wkwkw

Vote dulu yuk sebelum mulai💙

Ariana Grande - My Everything

Ada banyak makna yang tersirat dari tatapan Widura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada banyak makna yang tersirat dari tatapan Widura. Dan Giska menyadarinya, namun gadis itu memilih mengelak. Sekalipun debaran hebat di jantungnya masih berdebar-debar, ia tetap mengelak.

Dirinya begitu yakin jika ini hanyalah ujian ringan untuk dirinya sendiri. Dirinya begitu yakin jika rasa ini hanyalah emosi sesaat, tidak seperti yang ia rasakan untuk Kievlan.

Lain halnya dengan yang laki-laki. Ia ingin sekali menggenggam lengan mungil itu, tetapi ia tak bisa. Meskipun tidak ada yang tidak tahu, jika rasa yang Widura miliki kepada sosok gadis yang berdiri di depannya itu melebihi kalimat. Lagipula tidak semua kata-kata mampu diungkapkan, kan?

Di balik tangga itu, Widura dan Giska sama-sama terdiam, hanya suara gerimis kecil yang terdengar. Dan setelah terdengar helaan napas pendek si laki-laki keluarkan dari mulut, baru lah ia melipat kedua tangannya di depan dada, berupaya menyembunyikan kegugupannya.

"Gue boleh nanya sesuatu?"

Ditanya seperti itu, Giska tertegun sejenak. Sebagian dalam dirinya menjawab tidak. Namun bagian dari dirinya yang lain mengatakan bahwa mungkin itu hanya pembentengan diri saja.

"Apa?"

"Apa yang lo rasain sekarang?"

Giska yang mulai tahu arah pembicaraan ini menghela napasnya.

"Gak gimana-gimana."

"Are you not happy seeing me again?" Laki-laki yang rambutnya dikuncir itu menatap kedua mata Giska. Ia tidak tahu harus bilang apa selain memperjelas maksudnya.

"Biasa aja." Giska mengembuskan napasnya, mengusir kejujuran di dalam dirinya.

Widura terdiam. Ia menghela napas resah sembari mencari kejujuran dari mata perempuan yang terus-terusan berpaling darinya.

"Lie," suara Widura terdengar tenang namun dingin. "You were lying."

Jika harus jujur, Widura tidak pernah menemukan perempuan seperti Giska. Laki-laki itu selalu mengagumi tingkah Giska. Ia selalu suka cara Giska bersikap. Ia selalu suka cara Giska tertawa. Semua tentang Giska, Widura menyukainya.

"Gue pacar orang, gue harap lo gak lupa."

Namun, ucapan gadis itu menamparnya terlalu kencang. Alis Widura perlahan tertaut. Kedua matanya menatap Giska tidak percaya. Pacar orang? Fuck off!

[BHC #1] Naif | ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang