44 (b) . Salah

2.3K 286 96
                                    

Maaf bgt telat haduh wkwkwk byk tugas aku guys maaf bgtt baca author's note ya begitu selesai. Pokoknya ada tawaran menarik di sana🤣

Jangan lupa pattricknya kita gencet pake jempol yaa❤️🤣

RKCB - Naive

"Beneran turun di sini aja?" Widura mengerem motornya, tepat di jalan tengah depan gerbang sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Beneran turun di sini aja?" Widura mengerem motornya, tepat di jalan tengah depan gerbang sekolah.

Setelah turun, Giska berjongkok, mengikat tali sepatunya yang terlepas di sebelah kiri. "Iya. Gue bisa minta jemput Pak Bahar, kok."

"Ck, udah sih balik sama gue aja."

Giska berdiri tegap, dan menoleh jengkel. "Nggak ih."

"Udah sih ayo," ulangnya, tanpa mematikan mesin motornya.

Berhentinya motor Widura di tengah jalan menyebabkan orang-orang mengumpat kasar di belakangnya. Laki-laki itu hanya menjawab mereka dengan acungan jari tengah.

"Nggak usah maksa bisa gak?" kata Giska, diplomatis.

Meski bersikukuh, sebetulnya ia sangat tidak tahan mendengar suara klakson kendaraan-kendaraan yang lain. Beberapa bahkan menurunkan jendela dan berteriak agar Widura maju atau menepi.

"Gue nggak bakalan ke mana-mana sampe lo naik, Geriska."

Padahal tidak ada yang berlebihan di kalimat Widura barusan, namun ajaibnya hanya dengan mendengar Widura memanggilnya Geriska dapat menggelitiki dadanya.

Akhirnya, Giska membelakangi Widura, berjalan memasuki gerbang sekolah.

Ternyata di belakang, Widura tidak diam saja di tempatnya. Laki-laki itu langsung turun dari motornya, mengikuti Giska dan ia berjalan di belakang gadis berjedai pink itu yang kini menoleh ke arahnya.

"Batu banget, sih," Ujar Giska.

"Yang batu tuh sebenernya siapa, coba?" Balas Widura dengan nada lebih lembut.

Giska terdiam.

Baru kali ini ia mendengar Widura bicara dengan lembut, tidak ketus dan kasar seperti biasanya.

Mengapa laki-laki itu berubah?

Dan mengapa perubahan ini membuat Giska—sedikit tersentuh?

"Gue anterin. Lagian sekarang lo jadi tanggung jawab gue. Kan gue yang bawa lo pergi tadi, dan gue harus pulangin lo juga, lah."

Giska mengembuskan napas, kesal. "Lo anterin gue pasti karena nggak enak sama Kievlan, kan?"

Widura masih tetap tenang menyetarakan langkahnya dengan Giska. "Nggak ada hubungannya sama Kievlan."

"Ayo pulang sama gue aja." Dia mencekal tangan Giska erat-erat, otomatis gadis itu meronta. Namun, cekalannya terlalu kuat. Alhasil gadis itu menyerah.

[BHC #1] Naif | ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang