40. Bukan Mimpi

2.4K 291 83
                                    

Part ini cuma 900 words, aku harap kalian suka, dan part ini bener2 wkwkwkw dah pokoknya.

Tekan pattricknya yaa kawan-kawan!❤️

Shawn Mendes - Why

Shawn Mendes - Why

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kakak!"

Seruan dari balik pintu berhasil membangunkan Giska tepat pada pukul enam maghrib dengan jantung berdegup begitu cepat dan napas yang pendek. Sontak perempuan itu melotot, dadanya seperti terhimpit beton kokoh. Mimpi barusan terasa begitu nyata.

"Turun, ayo shalat jamaah sama papa!"

Bayangan kantor polisi itu masih membekas di kepalanya.

"Allahuakbar..." Giska memegang dadanya. Dadanya terasa sesak, ia ingin menangis. "Ya Allah, Kievlan..."

Saat rasa cinta datang, sepertinya kita nggak memikirkan beberapa hal, salah satunya adalah masalah latar belakang pasangan kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat rasa cinta datang, sepertinya kita nggak memikirkan beberapa hal, salah satunya adalah masalah latar belakang pasangan kita.

Kievlan tahu persis latar belakang Giska seperti apa.

Namun ada satu pertanyaan yang seringkali diajukan oleh kebanyakan temannya; Apa tujuan kalian berpacaran?

Dan, Kievlan selalu tidak punya jawaban untuk hal itu.

Kievlan akui dirinya menyayangi Giska, juga sebaliknya. Namun jika ditanya tujuannya apa mereka bersama, Kievlan tidak pernah memikirkan hal itu. Mungkin ia memacari Giska untuk mengisi waktu di SMA-nya, syukur-syukur bisa berlanjut hingga lulus nanti, Kievlan bahagia.

"Eh, minggu depan sweet seventeen si Estrella ya?"

Suara Eja yang di depan Kievlan, menyadarkan laki-laki itu dari lamunannya. Ia langsung menoleh ke sosok gondrong yang berdiri di sebelahnya. Laki-laki itu mengisap rokoknya lamat-lamat, nampak tidak berminat merespon ucapan Eja.

"Ya Allah gue dikacangin..."

Tangan laki-laki itu terlipat di depan dada dan kepalanya menunduk. Matanya menatap keramik berwarna hitam-putih yang ia injak dan hembusan napasnya terasa berat seiring otaknya mencari jawaban yang pas untuk menjawab pertanyaan Eja.

[BHC #1] Naif | ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang