14. Terselubung

3.6K 294 226
                                    

Alan Walker - Sing Me to Sleep

Hampir dua jam sudah segerombolan siswa SMA berkumpul di warning

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hampir dua jam sudah segerombolan siswa SMA berkumpul di warning. Meski dengan seragam berbeda-beda, sekolah mereka berteman baik. Tidak seperti kebanyakan siswa yang cenderung lebih suka cari masalah dengan sekolah lain. Lalu berujung tawuran.

Mereka lebih suka rival bila ada masalah. Yakni; satu lawan satu, yang tidak bersangkutan tidak perlu ikut campur. Bagi mereka cara itu lebih berkelas dan jantan dibandingkan tawuran.

Sejatinya, solidaritas itu bukan menjunjung tindakan anarkis, tetapi kompromi untuk menjunjung perdamaian.

"Bang Jepri!" Seru Tamam. "Kopi luwak dong!"

Yang dipanggil bergeming, masih pewe tiduran di bangku rotan. "Sana bikin sendiri, gue males ngaduk."

"Lah, Bang? Kan gue raja?"

"Raja apa? Raja terakhir?" Celetuk Jefri. "Bayar dulu sini utang!"

Tamam langsung ceming di tempat. "Dih, gitu... maennya nagih utang gak asik, dah."

"Bang, mild mana?" Giliran Kievlan yang bersuara. Laki-laki yang tadinya duduk di lantai, kini bangkit dan berjalan mendekati Tamam yang berdiri di dekat etalase.

"Abis. Tinggal samsu."

Tawa Tamam meledak. Kemudian ia merobek salah satu kopi sachet yang menggantung di papan. "Yahahaha! Gapapa bege, Pli. Sekali-kali selera lu kuproy dikit!" (Kuproy: kuli proyek)

"Mam, mild dong."

"Gak ada. Menthol adanya,"

Kievlan mendengus. "Lah, kok menthol?"

"Enak. Seger."

Kievlan menoleh sekeliling. Keningnya mengerut karena tidak melihat keberadaan Eja di warung. "Eja mana, dah?"

Tamam menuangkan air termos ke gelas. "Tau tadi pergi ama Ipang kayaknya ke tukang urut dah."

"Lah ngapain?"

"Si Ipang keseleo gara-gara futsalan semalem."

Kievlan menghirup napas pendek. "Temenin alfa yuk. Asem nih gue. Gue beliin pocari dah seliter."

"Lu gak liat gue lagi apa? Ajak Otang sono."

Kievlan refleks mengumpat. Pasca ditemukannya barang haram itu, tidak ada ada percakapan antara Kievlan dan Rajas. Seperti sekarang, laki-laki berparas Batak itu malah asyik mengobrol dengan teman-teman lainnya. Padahal, posisi duduknya tak jauh dari tempat Kievlan berdiri.

Sejujurnya, Rajas kecewa terhadap Kievlan, ingin sekali Rajas membawa sahabatnya langsung ke rehabilitasi, namun ia tidak tega. Memang, Rajas tahu sifat Kievlan yang terlalu liberal sulit dihilangkan, tapi kejadian itu benar-benar memalukan dan menyiksa diri Kievlan sendiri.

[BHC #1] Naif | ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang