6. The Joures

4.5K 326 159
                                    

Fly Me To The Moon - Frank Sinatra (Cover) by The Macarons Project

Fly Me To The Moon - Frank Sinatra (Cover) by The Macarons Project

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Giska mengedarkan pandangannya ke segala arah. Suasana kafe bernuansa industrial ini cukup ramai membuat Giska agak deg-deg'an. Ya, hal yang lazim bagi para musisi amatiran seperti dirinya. Pada dasarnya, Giska memang tidak begitu suka keramaian. Tapi tidak juga menyukai suasana sepi, tipikal ambivert. Sukanya yang sedang-sedang saja.

"Ok, guys, kita persilakan Soundstream!"

Begitu nama band itu disebut, Giska naik ke atas panggung, tangannya mengambil gitar yang tergeletak di atas kursi panggung. Jemarinya mulai memetikkan senar setelah suara ketukan intro terdengar.

"Bila... kau sanggup untuk melupakan dia,
Biarkan aku hadir dan menata,
Ruang hati yang t'lah tertutup lama,"

Suara serak-serak basah Danang mengalun lembut di telinga seluruh penjuru membuat beberapa audiens ikut bernyanyi. Mulai dari pekerja kantoran, ABG labil, hingga pekerja kafe setempat.

Begitu selesai tampil, Giska meletakkan gitar akustik itu di tempat semula, lalu turun dari panggung, dan menghampiri lelaki berusia dua puluhan yang berjalan menuju display cake.

"Kak, makasih ya udah ngijinin gue tampil," kata Giska kepada lelaki yang hidungnya ditindik.

"Gak papa, santai aja," sahut Danang diikuti senyuman.

"Boleh juga nih gitarannya." Suara Ghazi terdengar begitu bulat membuat Giska langsung menoleh padanya. Laki-laki yang baru saja selesai meracik kopi, kini berpindah di balik display cake, bersitatap dengan Giska.

"Eh, hai!" Sapa Giska belum berpindah dari tempatnya. Matanya memandang laki-laki berparas Arab di depannya.

Suara vokalis band yang beradu dengan alat-alat musik, terdengar agak keras di telinganya. Serupa degupan jantungnya sekarang.

Cowok berseragam putih cokelat itu menumpukan kedua sikunya di atas display cake. "Kapan-kapan cover bareng gue, yuk."

"Lo mau main alat musik juga atau nyanyi?"

Ghazi tersenyum. "Liat nanti aja deh, tapi mau gak nih? Cause i thought you have potential."

Memang sejak dulu, gitar merupakan prioritas hidup Giska. Menjadi gitaris adalah cita-citanya. Bahkan sejak SMP, dia cukup sering membuat video cover gitar. Tapi, tak ada satupun yang dia upload di media sosial.

Bukannya apa-apa, hanya saja Giska merasa belum begitu matang. Memainkan gitar bukan hanya untuk bersenang-senang belaka.

Tapi, dia ingin hasil petikan jarinya dapat menyampaikan amanat lagu tersebut. Meskipun Giska berani perform live seperti sekarang. Namun tidak dengan share video cover lagu, itu terlalu riskan menurutnya.

[BHC #1] Naif | ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang