Yuk tekan petrik nya wkwkw belakangan ini jd semangat deh ketiknya<3
LANY - 13
Tak kunjung menemukan Widura di berbagai tempat tongkrongan, Kievlan akhirnya dengan santai membawa mobil itu melintasi jalan tol menuju Bintaro. Kievlan terdiam, selama di mobilnya hanya lagu Do I Wanna Know milik Arctic Monkey yang menemani.Sengaja ia menyetel lagu itu berulang kali.
Setelah hampir lima belas menit berlalu, akhirnya mobil Kievlan masuk ke dalam sebuah komplek perumahan di Bintaro, ia memakirkan mobil tepat di depan rumah gerbang hijau paling ujung di komplek.
Kievlan menyandarkan punggungnya ke jok. Dari dalam mobilnya, ia melihat seorang wanita berusia awal empat puluh tahunan duduk sendirian tengah berkutat dengan ponsel di kursi teras.
Ada rasa ingin turun, namun ia sendiri bingung harus apa. Ia juga bingung kenapa tiba-tiba destinasinya ke rumah Giska?
Kievlan menghela napasnya, tetapi jika ia tidak turun pasti cepat atau lambat, entah Puspa atau Giska pasti akan melihatnya.
Tepat saat seorang wanita paruh baya yang sedang memegang ponselnya berjalan ke arah mobilnya, akhirnya ia putuskan keluar dari mobil dan mencium punggung tangan wanita itu.
"Loh? Kievlan?" sapa Puspa sambil tersenyum, menunjukkan bahwa ia senang sekali melihat Kievlan di sini. "Nyari Giska ya?"
"Enggak, kok, Tan, hehe."
"Eh, tapi anu-- dia lagi mandi." Puspa mengibaskan tangannya.
"Oh... iyaudah gak papa, kok, Tan."
"Mama," Ralatnya gemas, apa salahnya memang dengan panggilan mama? pikirnya. "Minum dulu yuk?" tambahnya, kemudian.
"Gak usah gak papa, Tan--" Kievlan meringis. "eh, Ma." Ralatnya, berusaha terbiasa memanggil Puspa dengan panggilan sakral.
Tumben Ibu Puspa gak pake bahasa sunda...
"Beneran?"
"Bener, suer, deh." Kievlan berdeham. "Tapi, Ma, Giska udah balik daritadi atau baru?"
"Oh, udah dari tadi."
Ekspresi Puspa yang awalnya biasa saja langsung berubah jadi gelisah.
"Bentar, deh, mama kok bingung ya?" Puspa menyodorkan ponselnya. "Ini kalo status kita nelepon di Whatsapp tulisannya calling tuh nyambung gak, sih?"
"Kalo gitu mah, nggak, Ma." Kievlan menggaruk batang hidungnya. "Kalo nyambung tulisannya ringing."
"Aduh, mama khawatir, deh Si Gita belom pulang juga..."
Kievlan berhenti menggaruk. "Bukannya mama ada sopir?"
"Ada. Tapi lagi mudik, anaknya sakit."
Kievlan terdiam sejenak, "Sekolahnya Gita dimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[BHC #1] Naif | ✓
Teen FictionCompleted | Teenfiction-romance comedy [Private acak. Follow dulu sebelum baca] ❝𝙏𝙝𝙚 𝙩𝙞𝙢𝙚 𝙬𝙝𝙚𝙣 𝙞'𝙢 𝙤𝙣𝙡𝙮 𝙨𝙚𝙚𝙞𝙣𝙜 𝙝𝙪𝙢𝙖𝙣𝙨 𝙣𝙤𝙩 𝙝𝙪𝙢𝙖𝙣𝙞𝙩𝙮 ❞ _____________________________________________ Seperti yang kita ketahui. Di...