Prolog

8.7K 369 24
                                    

"Sebelas IPS lima?" tanyaku dengan kening berkerut pada diriku sendiri. Setelah menerobos kerumunan siswa-siswi, akhirnya aku bisa tahu dimana aku ditempatkan. Tss! Kelas regular! But it's oke, I'm fine!

Ya, biasanya memang penempatan kelas dari urutan pertama sampai akhir disesuaikan dengan rata-rata kemampuan akademik siswa. Dan setahuku, IPS 1 lah yang mendapat predikat sebagai kelas unggulan. Sayangnya aku tidak termasuk di sana. Mungkin otakku memang tidak sepintar itu.

"Vit, kita sekelas ya?" Aku menoleh pada seorang cewek berbadan sedikit isi, dia Ana. Ana adalah teman sekelasku waktu di kelas sepuluh.

Aku cuma mengangguk menanggapi. "Lo sebangku sama siapa?" tanyaku basa-basi.

"Gak tau. Sebenarnya gue mau ngajak temen gue buat pindah ke kelas gue, tapi kalo gak bisa, kita bisa sebangku ya, Vit?"

"Oh oke siplah."

Mungkin aku sedikit tidak terima kenapa namaku bisa tertulis di bagian XI.IPS 5, pertama, karena yang aku kenal cuma 3 orang. Kedua, semuanya bukan teman dekat. Yaelah, teman-teman dekatku di kelas sepuluh semua pada masuk IPA, cuma aku doang yang belok. Nyesel rasanya!

Tapi, ya udahlah ya, udah terlanjur juga. Nikmatin aja. Ke depannya, who knows?

*****

-Inayivsil
-18-11-2017

Realitas Anak IPSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang