Jangan lupa klik tanda bintang!🌟
Lebih banyak sider-nya dari pada yang vote😢.10+ vote, baru up lagi bagaimana?.
Dikit kok hehe.●●○○
Apapun yang kau katakan,
Bagaimanapun kau akan menolaknya,
Cinta akan tetap berada disana,
Menunggumu mengakui keberadaannya.
-Winna Efendi : Remember When.
●●○○
"Pasien yang bernama Hinata Shoyo menderita penyakit anemia, jadi kamu tidak perlu terlalu khawatir. Hanya saja sel darah merahnya sangat kurang, saya akan memberi obat penambah darah dan jangan sampai berhenti meminum obat. Kalau obat itu tidak bekerja juga dan pasien masih lemas seperti ini, pasien harus di beri transfusi darah." Awalnya Noya lega, namun mendengar kata 'transfusi darah' membuat jantungnya lagi-lagi berdegup cepat.
"Baik dok, saya akan memastikan bahwa adik saya tidak akan berhenti meminum obatnya." Noya membungkukkan badannya.
"Yasudah, setelah menebus obat pasien sudah boleh pulang, kalau begitu saya permisi dulu." Noya menganggukkan kepala lalu segera masuk ke ruangan adiknya berada.
"Nii-san, maaf ya lagi-lagi membuatmu khawatir." Hinata tersenyum, Noya memeluk adiknya erat.
"Kalau kamu tidak mau membuatku khawatir lagi, maka kamu harus menjaga dirimu dengan baik Shoyo! Kalau perlu pindah saja ke sekolahku!" Hinata terkejut mendengarnya.
"Tidak nii-san, aku tidak mau menyia-nyiakan beasiswa yang sudah aku dapatkan." Hinata menggenggam tangan Noya, semoga saja kakaknya bisa mengerti.
"Hah yasudahlah, sekarang ayo kita pulang. Kau bisa berjalan tidak?" Setelah mendengar ucapan Noya, Hinata langsung berusaha berdiri namun sialnya kepalanya masih terasa sangat sakit.
"Sini biar aku gendong." Noya membalikkan tubuhnya, Hinata mengernyitkan dahinya. Gendong?.
"Tak apa nii-san, biar kucoba jalan sendiri." Hinata tidak mau merepotkan Noya lagi. Tapi tetap saja, kepalanya terasa sangat sakit.
"Sudahlah Shoyo, ayo naik saja." Akhirnya Hinata pun menurut dan mencoba untuk naik ke punggung Noya.
Noya pun mencoba untuk berdiri, yaa bisa sih namun memang sedikit kesusahan.
"Ya ampun! Sini biar aku saja yang menggendongnya!" Ucap Kuroo dan langsung mengambil alih tubuh Hinata yang sedang berada di punggung Noya.
"Aku bisa!" Noya menahan Kuroo agar Hinata biar dia saja yang membawa, namun Kuroo tetap berusaha mengambil alih tubuh Hinata.
"Bahkan badanmu lebih kecil dari Hinata." Kuroo berucap sambil menaikkan sebelah alisnya dan berhasil membuat Noya memanyunkan bibirnya lucu.
"Baiklah! Yasudah aku mau menebus obat dulu ya." Noya hendak pergi untuk menebus obat.
"Tunggu! Ini aku sudah menebusnya, kita tinggal pulang." Ucapan Kuroo membuat Noya menoleh ke tangan milik Kuroo yang sedang di gunakan untuk menopang tubuh Hinata di punggungnya.
Dan benar saja, ada plastik yang isinya obat di tangan Kuroo.
"Kau ini! Akukan tidak memintamu untuk menebus obat! Aku sudah merepotkanmu berkali-kali Kuroo!" Noya geram, Kuroo itu sangat baik padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EFFETE (KageHina)
Fanfiction[END] Ketika penyesalan datang, dan kau tidak bisa berbuat apapun, lalu semuanya menjadi tidak berguna. Second chance, may i get it? -Kageyama Tobio. ●●○○ 11/5/2018 : #1 in KageHina 15/5/2018 : #2 in Haikyuu !THE CHARACTERS BELONG TO HARUICHI FURUD...