15. BIAR AKU SAJA

10.1K 1.4K 321
                                    

Barangkali tuhan sedang tidak ingin kamu jatuh cinta. Agar kamu bisa mencintai dirimu lebih lama.
-Boy Chandra : Catatan Pendek untuk Cinta yang Panjang.

●●○○






Aku..
Takkan pernah berhenti..
Akan terus memahami..
Masih terus berfikir..
Bila harus memaksa..
Atau berdarah untukmu..
Apapun itu asal kau mencoba menerimaku..

Dan kamu..
Hanya perlu terima..
Dan tak harus memahami..
Dan tak harus berfikir..
Hanya perlu mengerti..
Aku bernafas untukmu..
Jadi tetaplah disini.. dan mulai menerimaku..






Hinata mengusap kedua mata senjanya, menarik nafas dalam. Dia tidak boleh terus seperti ini. Biarlah, dia tau bahwa Tuhan tidak pernah mengabaikan makhluk ciptaannya.

Hinata menghembuskan nafasnya, syukurlah darah dari bibirnya tidak berlanjut. Namun Hinata lupa satu hal, meminum obatnya. Hinata merogoh tas kecil miliknya, mencari diaman letak obatnya.

Ah, obat miliknya sudah habis. Itu berarti Noya harus mengeluarkan uang lagi untuk membeli obat untuknya.

Hinata kembali memasukkan bungkusan obat walau telah kosong itu ke dalam tasnya, berjalan untuk keluar dari kamar mandi itu.

Namun suatu suara menghentikamnya.

"Nii-san tunggu!!" Terdengar suara langkah kaki yang cepat, lebih dari satu orang berada di luar kamar mandi itu. Hinata lebih memilih diam untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.

"Ada apa?" Kali ini suara berat yang terdengar, Hinata seperti pernah mendengar suara itu. Sedangkan suara perempuan tadi, Hinata mengenalnya.

"Kumohon... nii-san kumohon..." suara gadis itu terdengar lirih, seperti sedang meminta sesuatu yang sangat serius.

"Sudah ku bilang! Kau dan dia hanya berpura-pura! Kenapa? Kamu mulai menyayanginya hah?!" Laki-laki itu mulai mengeluarkan suara dengan nada tinggi, membuat Hinata tidak bisa beranjak dari tempatnya.

"Tidak nii-san, kumohon... jangan sakiti dia..." gadis itu terisak, dia menangis. Ada apa sebenarnya?.

"Urusai! Aku tidak peduli! Aku akan tetap menghancurkannya!" Suara laki-lali itu terdengar semakin tinggi, Hinata pernah mendengarnya. Namun... suara milik siapa? Hinata tidak ingat.

"Bukankah nii-san sudah memiliki sebuah mobil baru?!" Gadis itu masih terisak, namun suaranya sekarang juga mulai meninggi.

"Ini bukan masalah mobil! Tobio sialan itu sudah merebut Kiyoko!" Hinata masih diam di tempat. Kiyoko? Sepertinya dia pernah mendengar nama itu.

Dan apa? Tobio? Ah, Hinata ingat siapa orang yang memanggil Kageyama dengan nama depannya.

"Itu bukan salah dia! Kiyoko-nee yang sudah tidak mau denganmu! Kau egois nii-san! Tidak sadar kah kau bahwa sifat egois mu itu membuat semua orang muak!!" Gadis itu seperti orang yang frustasi, setiap kata yang ia keluarkan seakan penuh dengan emosi.

"Apa?! Salahku?! Aku egois? Bastard! Kau harusnya mempermudah rencanaku bukan malah sebaliknya! Dasar adik yang tak bisa di andalkan!" Laki-laki itu seperti orang yang sedang berteriak. Nada bicaranya sangat tinggi, kedua insan itu sedang di penuhi oleh emosi.

Plak!

Hinata tersentak, suara tamparan yang cukup keras hampir membuat Hinata berteriak karena terkejut, untunglah dia dengan cepat membekap bibirnya sendiri.

EFFETE (KageHina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang