10. SHOYO (?)

10.9K 1.6K 211
                                    

Sesuai janji! 10+ update hehe✌
10+ vote lagi baru update selanjutnya boleh ya? Dikit kok hehe.

■■■■■


Aku tak ragu mengatakan, bersama denganmu walaupun sebatas embusan angin kunamai ia anugrah.
-Asma Nadia : Assalamualikum, Beijing!

●●○○







"Hinata?!..." Sugawara yang merasa mengenal orang yang pingsan tak jauh dari tempatnya itupun mulai berlari menghampiri tubuh lemah yang tergeletak itu.

Dia membawa kepala Hinata ke atas pangkuannya, Sugawara tersentak. Darah segar dari hidung mungil milik Hinata keluar dengan deras.

"Hinata?!" Suga menoleh ke arah sumber suara, ada satu orang laki-laki yang berlari mendekat ke arahnya dan Hinata.

"Emm... senpai? Temanku kenapa?" Suga mengerutkan keningnya. "Kau temannya Hinata?" Suga bertanya balik pada orang itu, takut bahwa sebenarnya orang itu bukan orang yang baik.

"Iya! Aku teman kelasnya Hinata, namaku Yamaguchi. Biar aku membawanya ke rumah sakit!" Yamaguchi ingin mengambil alih tubuh Hinata namun di tahan oleh Suga.

"Lebih baik kita bawa dulu ke uks" Yamaguchi mengangguk kemudian membantu Suga untuk membawa Hinata ke uks.




□□□□□□□□





Syukurlah Hinata sudah tidak mengeluarkan darah dari hidungnya lagi, Suga pun menyerahkan Hinata pada Yamaguchi karena dia ada tugas dan harus di kerjakan.

Yamaguchi duduk di tepi ranjang yang sedang di tiduri oleh Hinata. Yamaguchi mengerutkan keningnya.

Tubuh Hinata banyak lebam.

Mimisan.

Dan suhu tubuhnya bisa di bilang cukup hangat, maka itu sekarang Hinata sedang di kompres oleh Yamaguchi.

"Apa yang terjadi padamu Hinata?" Yamaguchi ikut sedih, apalagi mengingat bahwa dulu dia sempat diam saja saat melihat Hinata di hujat atau bahkan di pukuli oleh teman-temannya.

Mata seteduh senja itu mulai terbuka, mengerjap perlahan hingga akhirnya dapat melihat dengan sempurna.

"Ya--yamaguchi?" Itulah yang pertama keluar dari bibir mungil milik Hinata.

"Syukurlah kau sudah bangun Hinata, aku akan mengantarmu pulang ya" Hinata dengan cepat menggelengkan kepala, dia harus tetap sekolah.

"Kenapa tidak mau pulang? Kondisimu cukup parah, kalau sensei tau maka kau akan langsung di bawa ke rumah sakit. Atau kau mau ke rumah sakit denganku?" Hinata berpikir sejenak, benar juga-- pikirnya.

Kalau sampai dia di bawa oleh guru dan guru itu mengatakan keadannya pada Noya, maka lagi-lagi Hinata akan merepotkan Noya.

"Ah baiklah, tapi... apakah tidak merepotkanmu?" Yamaguchi tersenyum lalu menggeleng, justru dia senang sekali jika bisa membantu orang lain.

"Tentu saja tidak! Aku malah senang jika bisa membantumu..." Hinata tersenyum, setidaknya untuk sekarang Hinata tau bahwa tidak semua orang di sekolahnya menganggap dirinya hanyalah sebuah sampah.

EFFETE (KageHina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang