17. DISANA

10.6K 1.6K 232
                                    

Ketika hujan dan awan saling melupakan. Akan berbeda dengan hati yang di tinggalkan.
-Tere Liye : Hujan.

●●○○











Anak ini?...









Memiliki perasaan yang begitu tulus...
















Tuhan, apa yang sudah kulakukan?...









Dengan panik Satori mengangkat tubuh Hinata, menepuk pipi laki-laki kecil itu dengan perlahan.

"Bangun, kumohon..." baru kali ini Satori merasakan perasaan bersalah dalam hidupnya, baru kali ini Satori ingin sekali menangisi seseorang, dan baru kali ini juga Satori ingin menolong seseorang yaitu Hinata.

Air matanya sudah tak terbendung, Satori mengangkat tubuh Hinata dan membawanya ke dalam pelukan.

"Apa yang sudah ku lakukan?" Tangisannya pecah, Tuhan akan sangat marah padanya karena sudah menyakiti seorang malaikat.

Maaf...




□□□□□□□□□□□□




Kriiiing...

Dengan cepat Noya mengangkat telfon yang berbunyi itu. "Yaa, dengan Noya di Haiden cafe, ada yang bisa saya bantu?" Noya mendengarkan kalimat demi kalimat yang orang itu sampaikan.

Brak!

Gagang telephone itu lepas dari tangan Noya, mulutnya terbuka lebar, matanya memanas.

"Shoyo..."





□□□□□□□□□□□





Dengan langkah cepat Noya memasuki rumah sakit itu, jantungnya berdegup cepat, ada perasaan tidak enak yang hinggap di hatinya.

"Suster tolong! Beritau saya dimana pasien yang bernama Hinata Shouyou..." dengan tergesa-gesa Noya bertanya pada resepsionis yang ada di dekat pintu masuk rumah sakit.

"Sebentar ya..." resepsionis itu memeriksa data rumah sakit, mencari pasien yang bernama Hinata Shouyou.

"Oh dia sedang berada di ruangan UGD..." belum sempat sang resepsionis memberikan informasi yang lengkap, Noya sudah terlebih dahulu berlari mencari dimana ruang UGD itu berada.

Dan tepat setelah Noya menemukan ruangan UGD itu, seorang dokter keluar dari ruangan dimana Hinata berada. Dengan cepat Noya menghampiri dokter itu.

"Dokter bagaimana keadaan adik saya dok?" Noya bertanya dengan nafas yang menggebu-gebu, sang dokter awalnya terkejut saat melihat Noya yang seakan langsung menerjangnya. Dokter yang menggunakan nametag bertuliskan Takeda itu menghembuskan nafasnya.

Takeda memegang pundak Noya, "kamu lihat dia saja dulu, baru nanti saya akan jelaskan." Takeda tau bahwa Noya tidak dalam keadaan yang baik-baik saja.

Noya menganggukkan kepalanya kemudian secepat kilat Noya memasuki ruangan itu.

Disana,
Terbaring lemah dengan hanya sedikit harapan...

Disana,
Terbaring lemah dengan hanya sedikit kekuatan...

Disana,
Terbaring lemah dengan hanya sedikit semangat...







Hinata, jangan pergi dulu...






EFFETE (KageHina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang