3. TERULANG KEMBALI

13.3K 1.9K 717
                                    

Orang yang membuat kita sangat terluka biasanya adalah orang yang memegang kunci kesembuhannya.
-Critical Elevan.

●●○○






"Kumohon! Aku minta maaf!" Hinata terus meronta saat Kageyama dan kedua temannya terus menarik dirinya entah menuju kemana.

Kageyama menarik lengan Hinata agar mendekat ke arahnya "kau sudah membuatku malu! Kau pikir maafmu berguna hah?!" Kageyama menjauhkan wajahnya setelah berkata seperti itu.

Hinata masih terus berusaha agar tangannya terlepas, dia takut.. sangat takut bahkan.

Air matanya memenuhi pelupuk mata senja itu, bersiap untuk jatuh dan membasahi pipi putih mulus milik Hinata. Apalagi ini? Batinnya.

Sampai akhirnya mereka sampai di kamar mandi yang berada di ujung lorong gedung kelas 1, tamatlah riwayat Hinata.

"Kumohon.. aku akan melakukan apapun.." Hinata berkata sendu, percuma.. percuma dia melawan. Tubuhnya kecil, di tambah lagi Hinata sedang berhadapan dengan 3 orang.

"Kami akan menjaga di depan" ucap Tsukisima kemudian menarik Tanaka untuk menjadi penjaga pintu kamar mandi itu.

Kamar mandi yang sebentar lagi menjadi ruangan yang penuh kepedihan.

"Kumohon! To-- brupph" Kageyama menenggelamkan wajah Hinata pada bak kamar mandi yang terisi penuh itu.

Tolong! Siapa pun tolong!.












Asalkan jangan Noya nii-san.







Flashback.

"Aku tidak mau!" Hinata berteriak, dia sudah muak dengan semuanya! Muak dengan si tua bangka yang selalu melecehkannya! Muak dengan orang-orang yang hanya diam saja! Muak dengan dunia yang tidak adil! Muak dengan hidupnya yang hanya berisi penderitaan! Hinata muak dengan semuanya!.

"Dasar anak kecil kurang ajar!" Orang itu menarik surai oranye milik Hinata, menariknya untuk masuk ke dalam kamar mandi. Kemudian menenggelamkan kepala kecil Hinata disana.

"To-- brupph.." Hinata tidak punya persediaan udara. Orang itu menangkat kepala Hinata kembali "ja-- brupph" lalu memasukkannya lagi ke dalam air.

Terus seperti itu sampai--











"Hentikan!" Suara kecil Noya menghentikan kegiatan orang itu. "Mau apa kamu?! Mau jadi sok pahlawan?!" Orang itu menggeram tepat di depan wajah Noya.

"Biar aku saja.." Noya berkata tanpa ragu, walau dirinya sendiri tau bahwa itu sangat menyiksa, bahwa itu akan menyakiti dirinya, namun Noya tetap pada pendiriannya..



Menjadi pelindung Hinata.



"Apa?! Dasar anak sok jagoan! Sini kamu!" Orang itu membanting tubuh Hinata dengan jambakan yang masih dia lakukan tadi.

"Brupph--- ahhh to-- brupph" Hinata menangis, ini salahnya, harusnya dia yang di hukum, bukan kakaknya.

Hinata mencoba bangkit, namun jantungnya masih belum stabil, dadanya masih terasa sangat sesak, tubuhnya masih sangat lemah.

EFFETE (KageHina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang