28. HI--NATA(?)

10K 1.3K 343
                                    

Saat kau di campakkan akan ada pemungut hati yang lebih tulus untuk mengajakmu kembali berdiri.
-Boy Chandra : Catatan Pendek untuk Cinta yang Panjang.


●●○○

Kamu tau Hinata?

Semuanya ada di dalam dirimu...

Kebahagiaan maupun kesakitan yang ku rasakan, semua karenamu...

Aku bahagia, ketika aku mengingat bahwa aku pernah di cintai oleh orang sepertimu.

Dan aku juga merasakan kesakitan, ketika aku mengingat bahwa kamu tidak ada di sisiku.

Rasa sakit ini bukankah sudah terlalu lama? Tidak bisakah berikan aku kebahagiaan sekali lagi? Merasakan cinta darimu lagi misalnya.

.








"Kageyama! Rumahmu ini enak tapi sepi sekali ya?" Ucap Tanaka sambil terus mengunyah roti yakisoba yang berada di genggamannya.

"Yaa, karena orang tuaku tinggal di luar kota, nii-san yang entah kapan pulangnya, dan pembantuku yang sedang cuti, jadinya aku di rumah sendiri." Tanaka menganggukkan kepalanya, sedangkan Tsukisima hanya terus diam sambil mendengarkan musik dari headset bermerek somy kesayangannya.

"Apa kau tidak takut sendirian?" Kageyama menoleh ke arah Tanaka yang masih setia dengan kegiatannya. "Kenapa bertanya seperti itu? Kau mau menginap disini?" Tanaka meraih cangkir berisi teh lalu meminum cairan yang ada di dalamnya.

"Sebenarnya sih mau, aku bete di rumah. Tapi kakakku hari ini akan pulang ke rumah." Kageyama menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

Tsukisima bangkit dari posisinya, "aku harus pulang, aku lupa kalau jam 2 siang akan ada sepupuku yang datang." Tanaka menoleh ke arloji yang dia kenakan di tangan kirinya.

"Baru jam setengah 1, kenapa buru-buru sih?" Tsukisima mulai memasangkan sepatu miliknya pada kakinya yang panjang dan berkulit putih itu.

"Kalau kau masih mau lama disini ya sudah." Tsukisima beranjak dari tempatnya, melambaikan tangan kanannya dan membuat Tanaka terlonjak.

"O--oi! Tunggu! Aku kan mau numpang! Dah Kageyama!" Dan dengan gerakan cepat Tanaka mengejar Tsukisima agar bisa pulang bersamanya.

Kageyama merebahkan tubuhnya pada sofa yang berada di ruang tamu itu, setidaknya ketika dia berkumpul dengan kedua temannya, rasa sakitnya akan sedikit redup.

Matanya perlahan mulai tertutup, namun sebelum dia benar-benar ke alam mimpi, matanya terbuka. Dengan gerakan cepat dia langsung pergi menuju kamarnya, mencari sesuatu disana.

Yaa, kado itu. Kado yang menurutnya masih menjadi sebuah misteri siapa orang yang memberikannya.

Rasanya, jika dia hanya berdiam diri di rumah, maka kesedihan akan kembali menyelimutinya. Kageyama bangkit dari posisi duduknya mengambil kunci mobil di atas meja lalu mengenakan jaket.

Jalan-jalan sebentar sepertinya tidak buruk.




______________________

And how can i pretend that I don't know, what's going on?

When every second and every minute another soul is gone..

____________________








Setelah berjalan-jalan cukup lama dengan tidak adanya tujuan, Kageyama pun kali ini menentukan tujuannya, dia ingin pergi ke supermarket. Dia menoleh ke arah arloji nya, sudah kira-kira hampir jam 3 sore sekarang.

EFFETE (KageHina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang