24. TAK LAGI BERGUNA

10.3K 1.4K 442
                                    

Tiada yang lebih indah. Tiada yang lebih rindu. Selain hatiku. Andai engkau tau.
-Dee Lestari : Rectoverso.

●●○○
.

Ketika benci menguasaiku, namun tetap saja rasa cintaku mengalahkan rasa itu.

Ne, Kageyama?

.














Tok tok tok tok

Tidak ada jawaban, entah sudah berapa kali Tanaka dan Tsukisima mengetuk pintu rumah itu. Bahkan mereka sudah berkali-kali menelfon handphone milik Kageyama, namun tetap tidak ada jawaban.

"Bagaimana ini?" Tanya Tanaka, namun Tsukisima hanya mengangkat bahunya seperti biasa. "Ck kau ini memang tidak bisa di harapkan ya." Tanaka kembali mengetuk pintu itu, namun hasilnya tetap sama, Kageyama tidak juga keluar dari rumah itu.

"Sepertinya kita harus mendobrak pintunya." Tsukisima mengerutkan keningnya, mana mau dia melakukan hal itu, kurang kerjaan.

"Hah? Kita? Kau saja." Tanaka menatapnya tajam. "Kalau kau memang tidak berguna apa-apa, untuk apa kau disini?" Tsukisima bercih, dia paling malas mendengar ocehan.

"Ck baiklah, ayo." Tanaka tersenyum, ternyata temannya itu masih bisa di harapkan. Mereka pun mengambil ancang-ancang dan mulai menghitung mundur.

1 kali, tidak berhasil.

2 kali, tidak berhasil.

3 kali, tidak berhasil juga. Dan Tsukisima mulai menggerutu.

"Agh, lebih baik kita pulang saja." Tsukisima sudah berbalik untuk pergi, namun Tanaka menahannya. "Satu kali lagi." Tsukisima menghembuskan nafasnya kasar, "ck. Lagi pula rumah sebesar ini masa hanya ada satu orang sih." Namun Tanaka tidak menanggapinya.

Mereka kembali mengambil ancang-ancang, dan mulai menghitung mundur. Dan pintu itu berhasil di buka.

"Kageyama!" Mereka berdua mulai memanggil-manggil Kageyama, namun tetap tidak ada yang menyahut.

"Mungkin dia sedang tidur." Mereka pun ke kamar Kageyama yang terletak di lantai dua. Dan ternyata pintu kamar Kageyama tidak terkunci, dan betapa terkejutnya mereka mendapati Kageyama yang tergeletak di lantai.

Tanaka dengan panik mengangkat kepala Kageyama, "hei bangun! Kageyama!" Bibirnya pucat, dan kulitnya terasa dingin. "Kita harus membawanya ke rumah sakit!" Dan dua orang itu bergotong royong untuk membawa Kageyama ke rumah sakit.


○●Effete●○


"Apa yang terjadi pada teman saya dok?" Ucap Tanaka yang masih terlihat panik setelah dokter yang memeriksa Kageyama keluar dari ruang rawat.

Dokter yang memakai name tag bertuliskan 'Narita Kazuhito' tersebut menghembuskan nafasnya pelan, "dia meminum banyak obat tidur, sepertinya dia mengalami depresi, syukur nyawanya masih bisa terselamatkan." Tanaka dan Tsukisima mengerutkan keningnya bersamaan.

Kageyama depresi? Tapi kenapa?. "Dia udah sadar dok?" Sekarang gantian Tsukisima yang bertanya. "Belum, kalian berdoa saja, saya duluan ya." Dan dokter itu berlalu pergi meninggalkan mereka berdua.

"Kita harus menghubungi kakaknya." Tsukisima mengangguk kemudian mereka berdua masuk ke dalam ruangan itu dan merogoh kantong celana Kageyama, dan syukurlah mereka menemukan handphone Kageyama yang mereka butuhkan.

EFFETE (KageHina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang