32. MAAF

8.5K 1.1K 690
                                    

Bagaimana pun kita sudah menjalani semua itu. Biarlah segalanya menjadi kenangan. Suatu hari nanti kita akan melupakan.
-Boy Chandra : Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai.

●●○○

Mungkin kamu tidak akan pernah tau, bahwa aku sudah berbeda dengan yang dulu.

Sayangnya, rasa cinta tidak bisa berbicara seberapa besar cintaku padamu.

Mengertilah, Hinata.

.













Koma, Kageyama koma.

Dan itu menjadi masalah untuk Hinata. Sudah selama 3 hari berturut-turut pemuda bersurai gelap itu datang di mimpinya, dan selalu mengatakan hal yang sama.

"Maaf, kapan saja bisa menjadi akhir untuk hidupku. Maafmu sangat penting, agar aku bisa pergi dengan tenang kelak ketika Tuhan tak lagi memberiku kesempatan untuk hidup. Tapi 1 hal yang pasti, aku masih tetap dan akan terus mencintaimu, Hinata..."

Dan Hinata selalu terbangun dengan napas yang berat serta keringat dingin yang keluar dari pori-pori tubuhnya, seakan ketakutannya akan terjadi.

Ya, Hinata takut kehilangan Kageyama.













Takkan pernah ada yang lain disisi, segenap jiwa hanya untukmu.
Dan takkan mungkin ada yang lain disisi, ku ingin kau disini, tepiskan sepiku bersamamu.













"Shoyo, apa kamu benar-benar akan melanjutkan pernikahan ini? Kamu lihat Shoyo, Kageyama mempertaruhkan nyawanya untukmu!" Bahkan Noya tak habis pikir dengan adiknya sendiri.

Noya meraih kedua pundak milik adiknya, "mana? Kemana adikku yang memiliki hati malaikat yang dulu? Kamu bisa melakukan hal jahat seperti ini Shoyo?" Air mata Hinata terjatuh.

Bahkan calon suaminya, Ushijima tidak keberatan jika Hinata mau menunda pernikahan mereka, namun Hinata tetap bersikeras agar pernikahan mereka terjadi sesuai dengan rencana.

"Aku tau, aku jahat nii-san. Semua ini juga berat untukku, biarlah, biar Kageyama menemukan kebahagiaannya sendiri." Ucap Hinata kemudian melepaskan kedua tangan kakaknya dari pundak dan berlalu pergi.

Tanpa tau, bahwa Noya juga terluka.

"Kamu tidak mengerti Shoyo, bahwa hatiku juga sakit ketika kamu ingin menikah dengannya..."













Ku coba, untuk melawan hati, tapi hampa terasa disini tanpamu.















"Maafkan aku Daichi-san," Hinata bersujud di kaki Daichi dan langsung di tarik oleh Daichi agar Hinata menghentikan tindakannya.

"Tak apa, ini kecelakaan," ucapnya sambil menghapus jejak air mata yang tadi lolos begitu saja dari matanya.

"Hinata, aku ingin menjemput kedua orang tuaku, aku titip Tobio padamu ya?" Mata senja milik Hinata melebar, berdua saja dengan Kageyama? Namun Hinata tidak mungkin menolaknya karna memang hanya ada dia disana.

"Baiklah." Daichi mengangguk kemudian pergi untuk menjemput kedua orang tuanya.

Hinata duduk tepat di samping ranjang yang sedang di tiduri oleh Kageyama. Hinata mulai meraih tangan Kageyama, jantungnya langsung berdegup dengan cepat.

EFFETE (KageHina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang