Bukankah cinta merupakan proses menuju jalan pulang? Berjalan menuju seseorang yang kelak kau sebut rumah dan menetap disana hingga waktu menutup usia.
-Boy Chandra : Catatan Pendek untuk Cinta yang Panjang.●●○○
Dan mungkin, selama perjalanan itu kamu akan menemukan banyak rintangan.
.
Pemuda bersurai oranye itu menghentikan langkahnya, dia menoleh ke arah Kageyama sambil berucap dengan sangat pelan "Ka--geyama?"
Dan kini keyakinannya sudah sempurna, dia benar-benar Hinata. Hinatanya, orang yang selama ini selalu tinggal di dalam pikirannya, orang yang selama ini entah berada dimana, dan kini dia kembali hadir pada hidup Kageyama.
Kageyama menghirup napas dalam-dalam sebelum dia berlari menuju pemuda bersurai oranye itu lalu memeluknya. Mata hazel itu membola, sedangkan orang yang tadi menggenggam tangannya hanya bisa diam sambil membuka mulutnya sendiri karena terkejut.
Tangannya yang tadi menggenggam tangan pemuda besar itu kini sudah terlepas, namun dia masih diam, belum melakukan apa-apa, otaknya masih memproses segalanya yang terjadi begitu cepat menurutnya.
Sampai akhirnya kesadaran pemuda berambut coklat tua itu kembali, dia segera menarik tubuh Kageyama hingga membuat dekapan itu terlepas.
"Siapa kau?! Jangan berani-berani memeluk Shouyou sembarangan seperti itu!" Dan yaa, dia Shouyou.
Shouyou Hinataku.
Kageyama melipat tubuhnya untuk memohon. "Kumohon," air mata nya menetes tanpa beban, dan itu berhasil membuat Hinata tersentak seketika.
Kageyama menangis? Untuknya kah?
"Kumohon, ijinkan aku berbicara sebentar pada Hinata." Matanya terpejam, jantungnya terus berdegup dengan cepat.
Pemuda itu menoleh ke arah Hinata, Hinata hanya diam saja. Karena memang ia juga tidak tau harus berbuat apa.
Yang jelas, bertemu dengan Kageyama lagi bukan keinginannya.
Pemuda itu menghembuskan napasnya, "baiklah," kemudian dia mengalihkan pandangannya pada Hinata lalu memegang pundak pemuda itu. "Aku akan tunggu di mobil, Shouyou."
Dan pemuda itu pergi menuju mobil agar tidak mengganggu keduanya. Kageyama yang menyadari bahwa dia mendapat ijin untuk berbicara pada Hinata pun mulai mengangkat kepalanya.
Hinata hanya menundukkan kepalanya, dan lagi, untuk yang kedua kalinya Kageyama dengan cepat kembali membawa tubuh pemuda bermata hazel itu ke dalam pelukannya, menangis dengan sangat penuh luka.
Dan itu berhasil membuat air mata Hinata juga menetes, "ada apa?" Dengan nada yang sedemikian ia usahakan agar terdengar tenang, Hinata bertanya.
"Maaf, maaf... aku... minta maaf, Hinata." Dekapan itu semakin terasa erat, Hinata menghembuskan napasnya, "aku sudah memaafkanmu..." dan tangisan Kageyama semakin menjadi.
Hinata tidak pernah berubah, hatinya selalu seperti malaikat.
"Hinata, aku... aku mencintaimu Hinata..." dan Hinata terbelalak, dengan cepat dia mendorong Kageyama agar pelukannya terlepas.
"Ku rasa... aku harus kembali, permisi." Hinata membenarkan letak kacamatanya yang tadi sempat sedikit turun dari hidungnya. Hinata mulai beranjak, namun tangan Kageyama menghentikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EFFETE (KageHina)
Fanfiction[END] Ketika penyesalan datang, dan kau tidak bisa berbuat apapun, lalu semuanya menjadi tidak berguna. Second chance, may i get it? -Kageyama Tobio. ●●○○ 11/5/2018 : #1 in KageHina 15/5/2018 : #2 in Haikyuu !THE CHARACTERS BELONG TO HARUICHI FURUD...