31. HILANG

8.6K 1.1K 407
                                    

Raga akan menghilang, tetapi cinta akan selalu dikenang.
-Boy Chandra : Catatan Pendek untuk Cinta yang Panjang.

●●○○

Aku tidak ingin mengulang kesalahan yang sama, dengan membiarkanmu pergi begitu saja.

Namun jika Tuhan berkehendak lain, aku bisa apa?

.









Mungkin jika pertemuannya dengan Hinata adalah untuk berkencan, Kageyama akan mempersiapkan diri serapih dan setampan mungkin, tapi karena pertemuannya untuk menyelesaikan masalah diantara mereka, Kageyama hanya bisa membawa diri dan segenap kekuatan kalau-kalau Hinata benar-benar tidak bisa menerimanya kembali.

Haiden cafe, tempat pertemuan mereka, Kageyama turun dari mobilnya, berjalan dengan jantung yang berdebar tidak karuan.

Namun saat dia berhasil masuk ke cafe itu, rasa kecewa memghampiri dirinya. Dimana dia menemukan Hinata yang sedang bersama dengan orang yang waktu itu bersamanya.

Tapi mau bagaimana lagi, Kageyama sudah sampai pada titik ini, tidak mungkin dia membuang kesempatan itu begitu saja hanya karena ada orang lain di antara pertemuan mereka.

"Hinata..." ucap Kageyama saat sudah berada di dekat pemuda itu, Hinata terkesiap, dia menoleh menghadap Kageyama lalu tersenyum--senyum yang Kageyama sangat tau bahwa itu sebuah paksaan.

"Ke--kenapa ada orang lain?" Baru kali ini Kageyama berbicara dengan ragu, Hinata menundukkan kepalanya.

Sebenarnya, tujuan ia membawa orang lain agar... agar dia tidak jatuh pada orang yang sama, kalau hanya berdua dengan Kageyama, mungkin pertahanannya akan runtuh.

"A--ah! Memangnya kenapa? Tidak apa-apa kan?" Kageyama menunduk, dari raut wajahnya siapa pun akan tau bahwa pemuda itu punya kesedihan yang mendalam.

Kageyama duduk di depan Hinata, sedangkan orang itu hanya bisa diam menyerahkan semuanya pada Hinata.

"Kenapa? Takut aku menyakitimu lagi? Kalau memang kamu takut padaku tidak apa-apa, aku akan pergi." Nyatanya, melihat Hinata bersama dengan orang lain membuat luka baru untuk hati Kageyama, dan dia tidak sanggup menahannya.

Kageyama bangkit, "maaf mengambil waktumu, Hinata..." nada itu, terdengar bergetar, Hinata menggigit bibirnya, dia jahat, jahat sekali.

Namun sebelum Kageyama melangkah jauh, tangan Hinata menghentikan langkahnya, Kageyama menoleh dengan lesu. "Kenapa?" Baginya, harapan itu sudah pupus, melihat Hinata bersama orang lain membuat harapannya sirna.

"Baik, ayo kita bicara berdua saja." Mata Kageyama melebar, namun tetap saja, baginya kesempatan untuknya hanya sedikit, nyaris tidak ada bahkan.

Kageyama menarik tangan Hinata, membawa pemuda bersurai oranye itu masuk ke dalam mobilnya, Hinata hanya menurut, biarlah, dia ingin melihat apa yang akan Kageyama lakukan padanya.

Kageyama mencari sesuatu di bagian jok belakang mobilnya, dia mengambil surat hadiah ulang tahunnya yang entah dari siapa.

Dia memberikannya pada Hinata membuat mata hazel itu membola, "kuharap... itu darimu... Hinata..." Hinata mengepalkan tangannya.

Dia menggigit bibir bawahnya sekali lagi, "ya--yaa, aku yang memberinya untukmu," kali ini, mata navy milik Kageyama yang membola, padahal dia sangat yakin bahwa ucapannya tadi hanyalah sebuah harapan yang ada di dalam hatinya.

EFFETE (KageHina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang