13. KAMU TIDAK MENGERTI

10.4K 1.5K 273
                                    

Aku merasa lengkap, meski kita belum sempurna. Aku merasa senang, meski hatimu belum juga kugenggam.
-Boy Chandra : Catatan Pendek untuk Cinta yang Panjang.


●●○○







Kejadian itu sudah satu minggu berlalu, sekarang lagi-lagi Hinata tidak bisa mengikuti pelajaran olahraga. Tubuhnya tidak mendukungnya untuk melakukan hal yang berat.

Triiing!!!

Bel berbunyi, Hinata kali ini tidak tidur, dia terjaga. Dia takut Kageyana akan melakukan hal yanga buruk padanya dan justru membuat keadaannya semakin memburuk. Hinata tidak mau membuat Noya khawatir lagi.

"Hinata!!!" Teriak Yamaguchi saat memasuki kelas, Hinata menoleh ke arah Yamaguchi sambil tersenyum. Belum ada yang masuk ke dalam kelas kecuali Yamaguchi.

"Hinata! Makan bersama denganku yuk!" Yamaguchi pergi menuju bangkunya, mengambil kotak makan dan botol minum yang ia bawa untuk makan siang bersama Hinata.

"Ah? Makan bersama?" Hinata tentu saja mau, bahkan dia sangat senang ada yang mengajaknya. Tapi... apa Yamaguchi tidak malu berteman dengannya?.

"Ayo Hinata! Kita makan di atap sekolah saja!" Yamaguchi menaik-turunkan alisnya karena senang, dia benar-benar bahagia mempunyai teman seperti Hinata.

"Kau membawa bekal kan Hinata? Kalau kau tidak bawa, kita beli makanan dulu saja di kantin." Hinata menggeleng dengan pelan.

"Aku membawa bekal kok." Yamaguchi tersenyum, entahlah.. rasanya baru kali ini dia sangat senang memiliki seorang teman.

Polos dan tulus, itulah Hinata.

Hinata tersenyum kemudian mengambil kotak makan dari dalam tasnya, lalu pergi menuju atap sekolah itu bersama Yanaguchi.

Tak lama setelah Hinata dan Yamaguchi pergi, Kageyama dan kedua temannya masuk ke dalam kelas.

"Eh gem---" ucapan Kageyama terhenti saat melihat bahwa tidak ada Hinata di tempatnya. Kageyama mengerutkan keningnya, kemana anak itu pergi?.

"Ah sial! Padahal aku lapar, kemana sih gembel itu?!" Kageyama menendang salah satu meja yang berada di kelasnya. Untung saja tidak rusak karena perbuatannya.

"Huh, ya sudah mau bagaimana lagi." Tanaka hanya bisa menghembuskan nafasnya pasrah, sebenarnya setelah melihat keadaan Hinata waktu itu, membuat hatinya sedikit teriris.

Entahlah, mungkin Tanaka bisa merasakan apa yang tidak bisa di rasakan oleh kedua temannya.

"Kita kerjain aja dia kalo gitu!" Kali ini Tsukisima-lah yang memiliki ide. Ide buruk tentunya. Dan Tanaka hanya bisa mengangguk mengikuti kedua temannya.

●○

Hinata tersentak di tengah kegiatan makannya, dia teringat bahwa dia lupa mambawa obat yang seharusnya dia minum dengan rutin.

Namun setedik kemudian dia tersenyum, setidaknya dia sudah makan. Setelah kegiatan makan ini selesai maka Hinata akan meminum semua obatnya.

"Hinata? Kau sudah selesai makannya?" Hinata menoleh ke arah Yamaguchi yang ternyata sudah selesai menghabiskan bekalnya.

"Tinggal sedikit lagi..." Hinata melanjutkan makannya, Yamaguchi mengangguk kemudian mengambil botol minum miliknya kemudian meminum air yang ia bawa.

Tapi ternyata Yanaguchi hanya membawa minum sedikit. "Ah Hinata, boleh aku meminta minummu?" Hinata menoleh ke arah Yamaguchi kemudian mengangguk.

Hinata lupa bahwa minumannya bukan minuman biasa. "Kamu setiap hari minum ini Hinata?" Yamaguchi agak kurang suka dengan apa yang dia minum dari botol Hinata tadi.

EFFETE (KageHina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang