18. DARAH

11.2K 1.5K 192
                                    

Tidak selalu orang lari dari sesuatu karena ketakutan atau ancaman.
Kita juga bisa pergi karena kebencian, kesedihan, ataupun karena harapan.
-Tere Liye : Rindu.

●●○○







"Kenma, kamu ke kamar Noya ya jagain dia, aku mau ke ruangan dokter untuk tanya-tanya soal Hinata." Kenma tersenyum kemudian menganggukkan kepala dan langsung bergegas menuju ruangan yang ada di rumah sakit itu.

Namun belum sampai Kenma masuk ke dalam ruangan tersebut, dari luar terdengar teriakan Noya dengan cukup keras.

"Shoyoooo!!!" Kenma yang mendengar teriakan itu langsung masuk ke dalam dan menahan tubuh Noya yang terlihat gelisah.

"Noya Noya ada apa?" Ucapnya panik, pasalnya mata Noya tertutup namun tubuhnya bergerak gelisah.

"Shoyo Shoyo..." hanya itu yang keluar dari bibir mungil milik Noya, Kenma mengguncangkan tubuh Noya perlahan agar ia sadar.

"Bangun Noya bangun..." tidak lama mata Noya terbuka, dia terengah-engah seperti orang yang habis berlari kencang dan kelelahan.

"Shoyo!!! Dimana Shoyo?!!!" Noya langsung turun dari tempat tidurnya, dengan cepat Kenma menahannya agar tidak pergi karena Noya baru saja sadar.

"Tenang dulu Noya..." Kenma menahan tangan Noya agar tidak pergi. "Apa?! Bagaimana aku bisa tenang?!" Noya terus meronta-ronta agar lepas dari pegangan Kenma.

"Astaga Noya!" Untunglah Kurok datang di saat yang tepat sebelum Noya berhasil pergi dar ruangan itu. "Lepas! Aku harus melihat Shoyo!" Kalian semua tau, sebesar apa rasa sayang Noya pada adiknya itu.

"Kau tenang dulu! Semuanya akan baik-baik saja jika kau mau mendengar perkataanku!" Kuroo berteriak, dia tidak tau harus bagaimana lagi untuk membuat Noya lebih tenang.

Akhirnya Noya menyerah, dia menghembuskan nafasnya dan duduk kembali di ranjang tempat ia tidur tadi.

Kuroo dan Kenma juga menghela nafas lega karena akhirmya Noya bisa tenang. "Jadi pertama, aku ingin bertanya dulu..." Noya menatap Kuroo dengan malas, pikirannya masih kalut tentang adiknya.

"Kau tau orang yang bernama Kageyama?" Noya mengerutkan keningnya, entah atas hal apa namun rahangnya mengeras mendengar nama itu, tangannya mengepal kuat setiap kali ada yang menyebut nama itu.

"Aku tau, ada apa dengan dia?" Bukan saatnya Kuroo memberitahukan semuanya, Noya bisa menjadi sangat frustasi bila mendengarnya.

"Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin tau, bisakah kau menjelaskan siapa dia?" Noya membuang mukanya dan menghadap ke arah lain, sebenarnya dia sangat benci jika harus membicarakan orang seperti Kageyama.

"Dia adalah adik dari pemilik cafe yang aku tempati, dia juga teman satu sekolah Shoyo dan dia adalah orang yang aku tonjok dulu saat di cafe dan dia... adalah orang yang Shoyo cintai..." Ingatan Kuroo langsung berputar saat mendengar bahwa Kageyama adalah orang yang Noya tonjok dulu, ah berarti dia sudah bertemu dengannya sebelum itu.

Kenma dan Kuroo sangat terkejut mendengar hal terakhir yang Noya ucapkan, sekarang mereka mengerti apa alasan Hinata berkorban seperti itu.

"Apa? Dia adik dari pemilik cafe yang kau tempati?" Kuroo terkejut dengan pernyataan itu.

Kuroo beranjak dari tempatnya, ada hal yang harus ia selesaikan.

EFFETE (KageHina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang